Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tujuan Louis Napoleon Mengirim Daendels ke Indonesia

Ia adalah Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 yang menjabat sejak 1808 hingga 1811.

Ia mengisi jabatan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda atas kuasa dari Louis Napoleon, ketika Belanda tengah dikuasai Perancis.

Sewaktu menjabat sebagai gubernur, ia memerintah Indonesia dengan sistem kediktatoran dan dikenal sering menerapkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat.

Lantas, apa tujuan Louis Napoleon mengirim Daendels ke Indonesia?

Mempertahankan Jawa dari Inggris

Tujuan Louis Napoleon mengirim Daendels ke Indonesia adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.

Alasan Daendels ditunjuk untuk dikirim ke Indonesia oleh Napoleon karena ia dikenal sebagai tokoh muda revolusioner dan salah satu patriot Belanda yang sangat terpengaruh semangat Revolusi Perancis.

Apabila menilik dari sejarahnya, salah satu penyebab yang membuat Inggris menyerang Indonesia adalah karena adanya konflik dengan Perancis.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Belanda berhasil ditaklukkan oleh Perancis pada 1795 sehingga pihak Belanda memutuskan untuk mengungsi ke Inggris.

Setelah Belanda mengungsi ke Inggris, Perancis mendirikan pemerintahan Republik Bataaf di Belanda.

Hal ini tentu saja berpengaruh pada wilayah jajahan Belanda yang salah satunya adalah Indonesia.

Raja Belanda Willem V atau Pangeran Oranje kemudian membuat surat yang dikenal dengan Surat-Surat Kew yang berisi perintah agar seluruh wilayah jajahan Belanda diserahkan kepada Inggris agar tidak dikuasai oleh Perancis.

Namun, karena Gubernur Hindia Belanda saat itu sudah digantikan oleh tokoh yang mendukung Perancis dan menolak menyerahkan kekuasaan kepada Inggris, akhirnya Inggris menyerang Hindia Belanda.

Sebelum Daendels datang, tepatnya tahun 1800, Inggris telah memblokade Batavia dan menghancurkan galangan kapal Belanda di Pulau Onrust.

Mendengar kejadian tersebut, Daendels menyadari bahwa kekuatan Perancis-Belanda yang kala itu ada di Jawa tidak akan sanggup menghadapi kekuatan Inggris.

Setelah tiba di Batavia pada 5 Januari 1808, Herman Willem Daendels menerapkan sejumlah kebijakan yang dapat melindungi Pulau Jawa dari serangan Inggris, yaitu:

  • Melatih bangsa Indonesia menjadi tentara.
  • Menambah jumlah angkatan perang dari 3.000 menjadi 20.000 orang.
  • Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
  • Membangun benteng-benteng pertahanan.
  • Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujungkulon.
  • Membangun jalan raya sepanjang 1.000 kilometer dari Anyer (Banten) hingga Panarukan (Jawa Timur).

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Daendels justru bertindak bak seorang diktator.

Bahkan, ia menerapkan sejumlah kebijakan yang menyengsarakan rakyat pribumi, seperti perbudakan dan kerja paksa (kerja rodi).

Akibatnya, banyak rakyat Indonesia yang menderita, kelaparan, dan bahkan menjadi korban jiwa.

Tindakan-tindakan kejam Daendels ini kemudian menuai kecaman dari bangsa Indonesia dan Belanda.

Oleh sebab itu, pada 1811, pemerintah Belanda memanggil Daendels untuk kembali dan posisinya digantikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Janssens.

Sebagai gubernur jenderal yang baru, Janssens berusaha memulihkan kembali kondisi Indonesia.

Akan tetapi, pada Agustus 1811, Inggris mendarat di Batavia di bawah pimpinan Lord Minto dan tiba-tiba memberikan serangan mendadak.

Hanya dalam tempo singkat, Inggris telah berhasil mendesak pasukan Belanda.

Janssens yang kewalahan memutuskan menyerah di Tuntang pada 18 September 1811 dengan menandatangani perjanjian Tuntang.

Salah satu isi perjanjian Tuntang adalah Belanda menyerahkan Indonesia kepada Inggris.

Sejak saat itulah, Indonesia mengalami babak baru sebagai negara jajahan Inggris.

Referensi:

Anshori, M. Junaedi Al. (2011). Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: PT Mitra Aksara Panaitan.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/11/190000779/tujuan-louis-napoleon-mengirim-daendels-ke-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke