Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembabakan Zaman Batu

Kompas.com - 08/12/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pembabakan zaman praaksara berdasarkan arkeologi atau benda peninggalan sejarah dibagi menjadi dua, yakni Zaman Batu dan Zaman Logam.

Zaman Batu adalah periode di mana manusia purba hidup dengan peralatan yang terbuat dari batu.

Periode ini berlangsung dalam waktu ratusan ribu tahun dan para hali membaginya ke dalam empat periode.

Pembabakan atau pembagian pada Zaman Batu yaitu:

  • Zaman Batu Tua (Paleolitikum)
  • Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
  • Zaman Batu Muda (Neolitikum)
  • Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Baca juga: Zaman Batu: Pembagian, Peninggalan, dan Kehidupan Manusia

Zaman Batu Tua

Zaman Batu Tua atau Paleolitikum diperkirakan berlangsung sejak 600.000 tahun lalu.

Pada periode ini, kemampuan manusia purba masih sangat terbatas dan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sepenuhnya bergantung pada keadaan alam.

Inti dari kehidupan sehari-hari mereka adalah mengumpulkan bahan makanan dari alam untuk dikonsumsi saat itu, atau disebut food gathering.

Oleh karena itu, tempat tinggal mereka berpindah-pindah atau nomaden, tergantung pada daerah yang masih subur dan banyak menyediakan bahan makanan seperti binatang buruan.

Setelah bahan makanan di tempat tersebut habis, mereka akan berpindah mencari tempat lain yang masih subur, begitu seterusnya.

Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, alat-alat yang digunakan manusia purba terbuat dari batu kasar yang belum dihaluskan.

Di Indonesia, hasil kebudayaan Zaman Paleolitikum secara umum dibagi menjadi Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong, karena peninggalannya banyak ditemukan di dua wilayah tersebut.

Baca juga: Zaman Paleolitikum: Ciri-ciri, Peninggalan, dan Manusia Pendukung

Hasil Kebudayaan Pacitan adalah kapak penetak, kapak genggam, dan kapak perimbas.

Sedangkan hasil Kebudayaan Ngandong adalah alat-alat dari batu, tulang binatang, tanduk rusa, dan flake.

Zaman Batu Tengah

Zaman Batu Tengah dikenal juga sebagai Zaman Mesolitikum atau Batu Madya.

Ciri utama peradaban pada periode ini adalah kehidupan semi nomaden, di mana sebagian manusianya telah hidup menetap di gua-gua dan yang lainnya masih berpindah-pindah.

Selain food gathering, manusia purba mulai mengenal tradisi bercocok tanam.

Masyarakatnya juga telah mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian kerja.

Baca juga: Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Manusia Pendukung, dan Ciri-ciri

Manusia pendukung pada periode ini berasal dari campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia. Seperti contohnya Suku Irian, Suku Sakai, Suku Atca, Suku Aborigin, dan Suku Semang.

Hasil kebudayaan paling terkenal dari Zaman Mesolitikum adalah kjokkenmoddinger, atau tumpukan sampah dapur berupa kulit siput dan kerang yang ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera.

Diduga, kjokkenmoddinger adalah hasil sampah dapur yang menumpuk dari generasi ke generasi karena mereka tempat tinggal mereka telah menetap.

Selain itu, zaman Mesolitikum dikenal karena kebudayaan abris sous roche, atau hasil kebudayaan yang ditemukan di gua-gua.

Pada periode ini juga ditemukan kapak genggam yang disebut pebble dan kapak pendek berbentuk setengah lingkaran.

Baca juga: Kjokkenmoddinger: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan

Zaman Batu Muda

Pada Zaman Batu Muda atau Neolitikum, manusia prasejarah menggunakan alat-alat dari batu yang telah dihaluskan.

Pada periode ini, terjadi perubahan yang cukup mendasar dari food gathering menjadi food producing, alias membuat makanan sendiri.

Masyarakatnya diduga telah mengenal tradisi pertukaran barang atau dagang, dan mengembangkan kebudayaan agraris walaupun dalam tingkatan yang masih sangat sederhana.

Selain itu, manusia purba di zaman Neolitikum mampu membangun tempat tinggal permanen seperti rumah sederhana, membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama, dan memiliki kepercayaan terhadap arwah.

Manusia pendukung kebudayaan Neolitikum adalah manusia Proto Melayu yang hidup pada 2000 SM, seperti Suku Nias, Toraja, Dayak, dan Sasak.

Baca juga: Zaman Neolitikum: Ciri-ciri, Manusia Pendukung, dan Hasil Kebudayaan

Benda-benda peninggalan dari Zaman Batu Muda relatif lebih maju, karena selain diasah atau dihaluskan, pembuatnya mulai memerhatikan nilai seninya.

Hasil kebudayaan yang dimaksud berupa kapak lonjong, kapak bahu, kapak persegi, dan tembikar.

Zaman Batu Besar

Ciri terpenting dari Zaman Megalitikum adalah manusia pendukungnya telah menciptakan bangunan dari batu yang berukuran sangat besar.

Masyarakat Zaman Megalitikum mempunyai tempat tinggal tetap dan memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat alat-alat dari gerabah.

Selain itu, masyarakatnya menganut sistem kepercayaan terhadap nenek moyang mereka.

Untuk menghormati nenek moyang, mereka akan membuat bangunan tertentu sebagai tempat pemujaan dan memberikan sesajen.

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Jenis manusia pendukung pada periode ini sama dengan masyarakat yang hidup pada Zaman Neolitikum, yakni manusia Proto Melayu yang hidup pada 2000 SM, seperti Suku Nias, Toraja, Dayak, dan Sasak.

Hasil kebudayaan Zaman Megalitikum terdiri dari menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com