Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

David Ben-Gurion, Pendiri Negara Israel

Kompas.com - 08/11/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - David Ben-Gurion adalah pemimpin Zionis yang mendeklarasikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948.

Ia kemudian menjadi Perdana Menteri Israel sekaligus Menteri Pertahanan Israel pertama selama dua periode (1948-1953 dan 1955-1963).

David Ben-Gurion baru pensiun dari dunia politik pada 1970, di usia 84 tahun.

Hingga kini, ia dikenal oleh rakyat Israel sebagai Bapak Bangsa atau Bapak Pendiri Negara Israel.

Baca juga: Apakah Israel Sudah Diakui sebagai Negara?

Lahir dengan nama David Gruen

David Ben-Gurion lahir di Polandia pada 16 Oktober 1886, dengan nama David Gruen.

Ayahnya, Victor Gruen, adalah salah satu pemimpin gerakan Zionisme di Polandia.

Zionisme adalah gerakan politik terorganisasi yang bertujuan untuk menyatukan orang-orang Yahudi yang tertindas di Eropa Timur, dengan menempatkan mereka di Palestina.

Zionisme membuat Gruen muda terpesona, dan menjadi yakin bahwa langkah pertama bagi orang-orang Yahudi yang ingin menghidupkan kembali Israel sebagai sebuah bangsa adalah berimigrasi ke Palestina dan menetap di sana.

Gruen telah memimpin Kelompok Pemuda Zionis dan mengajar di sekolah Yahudi sejak usia remaja.

Pada 1906, Gruen untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Palestina, yang saat itu masih dikuasai Kesultanan Turki Ottoman.

Ia mendirikan perkumpulan untuk para petani dan membentuk kelompok pertahanan Yahudi bernama Hashomer atau Penjaga di wilayah utara Palestina.

Pada saat itulah ia mengadopsi nama Ibrani kuno, Ben-Gurion, dan mengganti namanya menjadi David Ben-Gurion.

Baca juga: Deklarasi Balfour, Awal Pendudukan Zionis di Palestina

Sempat dideportasi dari Palestina

Meski sempat menderita akibat kelaparan dan wabah malaria, Ben-Gurion tidak pernah hilang fokus.

Pada 1907, partai sosialis Zionis, Poale Zion (Pekerja Zion), yang dipimpinnya dengan lantang menyatakan, "Partai ini bercita-cita untuk kemerdekaan politik orang-orang Yahudi di tanah ini".

Ben-Gurion ingin agar orang-orang Yahudi kembali bersatu di Timur Tengah, khususnya Palestina, yang ia sebut sebagai “tanah Israel”.

Pecahnya Perang Dunia I pada 1914 membuat para pejabat Kesultanan Turki Ottoman yang bertugas di Palestina, merasa curiga dengan aktivitas Zionisme Ben-Gurion.

Alhasil, Ben-Gurion dideportasi oleh Kesultanan Turki Ottoman dan meninggalkan Timur Tengah menuju New York City, Amerika Serikat (AS).

Di AS, ia bertemu seorang gadis pendukung gerakan Zionis bernama Paula Monbesz, lalu menikahinya.

Pada 1917, Inggris berhasil menguasai Yerusalem setelah menaklukkan kekuatan Turki dan Jerman.

Kemudian pada 2 November 1917, Deklarasi Balfour yang disusun oleh Arthur Balfour dikeluarkan.

Baca juga: Arthur James Balfour, PM Inggris Penyebab Konflik Israel-Palestina

Inti dari deklarasi ini adalah mengumumkan dukungan bagi pembentukan sebuah "rumah nasional" bagi bangsa Yahudi di Palestina.

Segera setelah itu, Ben-Gurion kembali ke Timur Tengah dan bergabung dalam perang melawan Kesultanan Turki Ottoman di Palestina.

Perjalanan mendirikan negara Israel

Setelah Kesultanan Turki Ottoman tersingkir dari Palestina, dimulailah Mandat Britania untuk Palestina.

Bagi Ben-Gurion, "rumah nasional" yang dijanjikan Deklarasi Balfour adalah tiket untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina.

Ia kemudian menyerukan kepada orang-orang Yahudi untuk berimigrasi ke Palestina, agar segera terbentuk golongan inti yang akan menjadi fondasi berdirinya negara Yahudi.

Golongan inti tersebut diberi nama Histadrut, yang didirikan oleh Ben-Gurion pada 1920.

Baca juga: Negara-Negara yang Tidak Mengakui Israel

Tidak butuh waktu lama, Histadrut dengan Ben-Gurion sebagai sekretaris jenderal pertamanya, segera menjadi kekuatan sentral bagi urusan sosial, ekonomi, dan keamanan orang Yahudi.

Histadrut seakan menjadi "negara di dalam negara" di Palestina.

Pada 1930, berdiri Mapai, Partai Buruh Israel, di mana Ben-Gurion dipilih sebagai ketuanya.

Lima tahun kemudian, Ben-Gurion menjadi Ketua Zionist Executive, badan tertinggi gerakan Zionisme di dunia.

Seiring tumbuhnya gerakan Zionis di Palestina, banyak warga Palestina yang gelisah dan risih, hingga bentrokan yang disertai kekerasan terjadi.

Sekitar tahun 1939, Inggris mulai berpihak pada orang Arab Palestina dan membatasi migrasi orang Yahudi ke Palestina.

Ben-Gurion merespons dengan cepat dan menyerukan orang Yahudi untuk bangkit melawan Inggris.

Baca juga: Kenapa Jalur Gaza Diperebutkan Israel dan Palestina?

Konflik di Palestina sempat mereda karena Perang Dunia II (1939-1945).

Namun, Ben-Gurion tetap bergerak dan berkumpul dengan para petinggi Zionis di Amerika pada 12 Mei 1942.

Konvensi tersebut menghasilkan keputusan pembentukan negara Yahudi di Palestina setelah Perang Dunia II berakhir.

Setelah Perang Dunia II usai, Ben-Gurion gencar menggerakkan orang Yahudi menentang Mandat Britania.

Pada Mei 1948, sesuai keputusan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan dengan dukungan Amerika Serikat serta Uni Soviet, disetujui pembentukan negara Israel.

Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Pertama Israel

Perdana Menteri Israel David Ben-Gurion mendeklarasikan negara Yahudi Israel yang baru pada tahun 1948.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Perdana Menteri Israel David Ben-Gurion mendeklarasikan negara Yahudi Israel yang baru pada tahun 1948.
Pada 14 Mei 1948, Ben-Gurion mendeklarasikan berdirinya negara Israel.

Ia juga menandatangani Deklarasi Kemerdekaan dan kemudian ditunjuk sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan dalam pemerintahan sementara.

Baca juga: Negara-Negara yang Tidak Mengakui Palestina

Pada pemilu 1949, Partai Mapai yang dipimpin Ben-Gurion meraih kemenangan, yang semakin menguatkan posisinya.

Ben-Gurion menjabat sebagai Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Israel selama dua periode, yakni 1948-1953 dan 1955-1963.

Semasa menjabat, Ben-Gurion mengawasi pembentukan lembaga negara dan proyek infrastruktur.

Ia juga memimpin proyek-proyek yang bekerja untuk pengembangan dan populasi Israel, menciptakan sistem pendidikan yang terpadu, serta membangun fondasi pertahanan Israel yang kuat.

Militer Israel pun terbukti ketangguhannya ketika diserang negara-negara Arab dari Suriah, Yordania, Irak dan Mesir.

Namun, kebijakan luar negeri Ben-Gurion yang keras tidak disenangi pemerintah Amerika Serikat dan Inggris.

Ia menemukan sekutu di Perancis, karena Uni Soviet memilih mendukung negara-negara Arab.

Baca juga: Apakah Israel Punya Senjata Nuklir?

Pensiun dari dunia politik

Pada 1963, Ben-Gurion secara tiba-tiba mengumumkan mundur dari jabatan Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Israel karena alasan pribadi yang tidak dijelaskan.

Ada yang berargumen keputusan tersebut diambil karena alasan politik yang berhubungan dengan AS dan Inggris.

Selama tahun-tahun terakhir masa jabatannya sebagai kepala pemerintahan, Ben-Gurion sempat memulai pembicaraan rahasia dengan para pemimpin Arab untuk membangun perdamaian di Timur Tengah.

Setelah mundur dari pemerintahan, Ben-Gurion aktif di Knesset (DPR Israel).

Pada 1970, di usia 84 tahun, ia memutuskan untuk pensiun dari dunia politik dan mengabdikan sisa hidupnya untuk menulis hingga melahirkan sejumlah karya buku.

David Ben-Gurion meninggal pada 1 Desember 1973, di Tel Aviv-Yafo, Israel.

Kepribadiannya yang karismatik membuatnya dipuja dan dikenang banyak orang sebagai Bapak Pendiri Negara Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com