Dalam upacara pemakaman para pahlawan yang gugur, Perikles memberi sambutan duka di depan warga. Katanya:
“Sistem pemerintahan kita tidak meniru kota lain, tetapi justru menjadi teladan bagi yang lain. Betul sistem kita disebut demokrasi, karena kekuasaan di tangan warga banyak, tidak di tangan segelintir saja.”
Ini merupakan petikan dari pidato yang memberi inspirasi bagi pemimpin Amerika dan negara-negara dunia. Kekuasaan tidak di tangah orang sedikit, tetapi pada warga khalayak. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Pidato Perikles itu dicatat oleh sejarahwan Thukikides (m. 395 SM). Uniknya, Thukikides termasuk orang yang kritis terhadap praktik sistem demokrasi.
Menurut dia, demokrasi meletakkan suara warga banyak yang belum tentu bisa berpikir secara sehat dan baik. Massa tidak rasional. Massa mudah dipengaruhi.
Seperti dalam nahkoda kapal, lebih baik diserahkan kepada orang yang berpengalaman dalam menyetir kapal dan biasa melaut daripada orang yang disukai oleh para penumpang.
Kritik semacam itu juga bisa dijumpai dalam pandangan Plato dan juga Aristoteles. Orang yang mampu belum tentu elektabilitasnya tinggi.
Ini kritik awal dari populisme, mengutamakan penampilan dan retorika sesaat dalam memengaruhi suara untuk pemenangan pemilihan.
Pidato Perikles yang menarik adalah selanjutnya, yang umum dikutip dalam banyak kesempatan karena relevansinya.
“Jika kita lihat hukum, itu menjamin kesetaraan semua terlepas dari perbedaan-perbedaan dalam wilayah pribadi; dalam hal kedudukan sosial, kehidupan publik diukur dari reputasi kapasitas orang; perbedaan kelas tidak menghalangi kepantasan (merit); kemiskinan tidak menghalangi jalan, jika seseorang bisa menjadi abdi negara, dia tidak akan terhalangi oleh ketidakjelasan asal muasalnya.”
Baik Solon maupun Perikles diikuti dan ditaati sebagai pemimpin warga Athena karena kata dan tindakan tidak berselisih. Keduanya tidak mengambil keuntungan pribadi maupun orang-orang terdekatnya.
Solon meninggalkan kota Athena setelah dia menjadi wali kota, sementara Perikles wafat di tengah wabah yang menyerang Athena dalam kondisi terkepung pasukan Sparta. Demokrasi Athena jatuh karena kekuatan militer Sparta.
Dua ribu tahun dilupakan manusia. Setelah perang dunia dua, baru negara-negara dunia menyatakan demokrasi adalah sistem terbaik yang bisa dikembangkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.