Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Pattimura: Kronologi, Tokoh, Strategi, dan Akhir Perang

Kompas.com - 03/11/2023, 08:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Selanjutnya, Pattimura memusatkan perhatiannya untuk menyerang Benteng Zeelandia di Pulau Haruku.

Namun, Belanda memperkuat pertahanan benteng tersebut dan meningkatkan patroli mereka sehingga upaya Pattimura untuk menembus Benteng Zeelandia tidak berhasil.

Selain perlawanan fisik, berbagai upaya perundingan juga diupayakan, tetapi sayangnya tidak mencapai kesepakatan.

Akhirnya, Belanda menggabungkan seluruh kekuatan mereka, termasuk bantuan dari Batavia, untuk merebut kembali Benteng Duurstede.

Pada Agustus 1817, Pulau Saparua dikepung dan tembakan meriam berlanjut yang menyebabkan perlawanan di luar benteng semakin lemah. Akhirnya, wilayah kepulauan berhasil dikuasai oleh Belanda.

Situasi ini memaksa Pattimura dan pasukannya untuk melarikan diri dan meninggalkan tempat pertahanan mereka. 

Pattimura dan pasukannya terus melakukan perlawanan secara gerilya. Namun, pada bulan November, beberapa anggota pasukan Pattimura ditangkap, termasuk Kapitan Paulus Tiahahu, ayah dari Christina Martha Tiahahu.

Kapitan Paulus kemudian dihukum mati. Mendengar kabar tersebut, Christina Martha Tiahahu marah dan bergabung dengan gerilya.

Baca juga: Sejarah Perang Pattimura: Tokoh, Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Akhir Perang Pattimura

Meskipun mereka Belanda berhasil menguasai benteng dan mengeksekusi Kapitan Paulus, Belanda masih belum puas dan terus mencari Pattimura.

Bahkan, Belanda menawarkan hadiah sebesar 1.000 gulden kepada siapa pun yang berhasil menangkap Pattimura.

Setelah memimpin perlawanan selama enam bulan, akhirnya Pattimura ditangkap pada 16 Desember 1817, dan dia kemudian dihukum gantung di alun-alun Kota Ambon.

Tokoh Perang Pattimura lainnya, Christina Martha Tiahahu, tetap melanjutkan perang gerilya meskipun akhirnya dia juga ditangkap.

Christina tidak dihukum mati, tetapi dia dan 39 orang lainnya diasingkan ke Jawa untuk menjalani kerja rodi.

Terdapat desas desus bahwa Christina Martha Tiahahu melakukan mogok makan dalam penjara dan enggan membuka mulut.

Akibatnya, dia jatuh sakit dan meninggal pada 2 Januari 1818. Jenazahnya dibuang ke laut antara Pulau Buru dan Pulau Tiga. 

Referensi:

  • Marpelina, L. (2020). Martir dalam perang pattimura dan implikasi pada pembelajaran sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com