Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Monopoli yang Dilakukan Belanda di Maluku

Kompas.com - 18/12/2022, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Kepulauan Maluku adalah wilayah yang mendapat julukan The Spicy Island karena kekayaan rempah-rempahnya.

Rempah-rempah di Maluku inilah yang menarik perhatian bangsa Eropa untuk memonopoli perdagangan di sana.

Salah satu bangsa Eropa yang memperdaya para penguasa lokal dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku adalah Belanda.

Lantas, apa dampak monopoli yang dilakukan Belanda di Maluku?

Baca juga: Monopoli Perdagangan pada Masa Penjajahan

VOC menguasai jalur perdagangan

Dampak monopoli yang dilakukan Belanda di Maluku adalah jaringan perdagangan rempah-rempah dari Maluku ke Malaka dikuasai oleh VOC.

Setelah Sultan Baabullah naik takhta sebagai Sultan Ternate (1570-1584), Portugis yang lebih dulu melakukan praktik monopoli perdagangan di Maluku pada 1512 berhasil diusir.

Kepergian Portugis dari Maluku lantas membuka jalan bagi VOC (Kongsi Dagang Hindia Belanda) untuk menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Bahkan, VOC menjalankan sistem monopoli perdagangan yang lebih kejam dibanding Portugis.

Adapun beberapa kebijakan VOC dalam memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku adalah:

  • Hongi tochten (Pelayaran Hongi), yakni pelayaran pantai yang dilengkapi angkatan perang untuk mengawasi para pedagang Maluku supaya tidak menjual rempah-rempah ke pedagang lain.
  • Ekstirpasi, yaitu menebang tanaman rempah-rempah penduduk agar produksinya tidak berlebihan.
  • Contingenten adalah kewajiban rakyat membayar pajak dalam bentuk hasil bumi.

Baca juga: Monopoli Perdagangan Rempah-rempah di Maluku

Selain menguasai jalur perdagangan, dampak lain dari praktik monopoli Belanda di Maluku adalah:

  • Pedagang pribumi mendapat informasi hasil rempah-rempah yang laris di pasar internasional.
  • Pedagang pribumi lebih memahami tata cara perdagangan.
  • Pedagang pribumi menjalin hubungan dengan bangsa lain.
  • Pendapatan pedagang pribumi menurun karena harga ditentukan oleh pihak VOC.

Monopoli yang dilakukan Belanda di Maluku baru resmi berakhir setelah VOC dibubarkan tahun 1799.

Akan tetapi, dalam praktiknya, sistem monopoli masih tetap dilakukan di daerah Maluku hingga puluhan tahun kemudian.

Hal inilah yang kemudian memicu terjadinya perlawanan dari rakyat Maluku terhadap pemerintah Kolonial.

Salah satu perlawanan yang paling dikenal adalah perlawanan Kapiten Pattimura.

 

Referensi:

  • Makfi, Samsudar. (2019). Masa Penjajahan Kolonial. Singkawang: Maraga Borneo Tarigas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com