Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Pattimura: Kronologi, Tokoh, Strategi, dan Akhir Perang

Kompas.com - 03/11/2023, 08:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Selain itu, pihak Belanda juga mencampuri urusan agama dengan mengurangi jumlah pendeta sehingga banyak masyarakat menghadapi kesulitan dalam menjalankan ibadah mereka.

Belanda mengambil hasil panen rempah-rempah dan makanan lainnya, yang memicu protes dari masyarakat Maluku.

Protes ini mencakup tuntutan agar Belanda membayar dengan harga yang lebih adil, tetapi tuntutan tersebut ditolak.

Sebaliknya, Belanda memperkuat posisinya dengan mendirikan banyak benteng di wilayah Maluku.

Sikap arogan dan sewenang-wenang dari Residen Saparua juga memicu kemarahan masyarakat Maluku, terutama dalam hal pembayaran perahu yang mereka jual kepada Belanda.

Ketika Belanda menolak membayar, pembuat perahu mengancam mogok kerja, tetapi Residen Saparua Van den Berg menolak tuntutan tersebut.

Kejadian ini semakin memperkuat rasa benci masyarakat Maluku terhadap pemerintah Belanda.

Baca juga: Perang Pattimura Melawan Belanda

Kronologi Perang Pattimura

Sebelum pecahnya Perang Pattimura, ketidakadilan yang dialami oleh penduduk Maluku mendorong banyak pemuda Maluku untuk mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia.

Salah satunya adalah pertemuan yang diadakan di Pulau Haruku, yang merupakan tempat tinggal mayoritas umat Islam.

Kemudian, pada 14 Mei 1817, mereka kembali berkumpul di Pulau Saparua yang mayoritas dihuni oleh umat Kristiani.

Dalam pertemuan ini, kesimpulan yang diambil adalah penduduk Maluku tidak ingin terus menderita dan harus bersatu untuk melawan Belanda.

Mereka mempercayai Thomas Matulessi atau Pattimura untuk memimpin prtempuran ini karena pengalamannya di dinas angkatan perang Inggris.

Perlawanan masyarakat Maluku dimulai dengan menghancurkan kapal Belanda di pelabuhan dan kemudian menuju Benteng Duurstede.

Namun, pasukan Belanda sudah berkumpul di benteng tersebut sehingga memicu pertempuran dengan pejuang Maluku.

Pasukan Maluku dipimpin oleh Christina Martha Tiahahu, Tomas Pattiwwail, dan Lucas Latumahina, sedangkan pasukan Belanda dipimpin oleh Residen van den Berg.

Dalam pertempuran ini, Residen van den Berg terbunuh, dan pasukan Maluku berhasil merebut Benteng Duurstede.

Belanda mencoba mendapatkan bantuan dari Ambon dengan mengirim 300 prajurit yang dipimpin oleh Mayor Beetjes.

Namun, upaya ini digagalkan oleh pasukan Pattimura dan Mayor Beetjes pun tewas. Kemenangan ini semakin memotivasi para pejuang Maluku melawan penjajahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com