Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Minak Jinggo di Mojokerto

Kompas.com - 27/10/2023, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Candi Minak Jinggo terletak di Dusun Unggahan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit, yang kini telah runtuh.

Meski hanya menyisakan reruntuhan, keunikan yang dimiliki Candi Minak Jinggo tidak hilang begitu saja.

Bagaimana sejarah Candi Minak Jinggo?

Baca juga: Prasasti Tri Tepusan, Berkaitan dengan Asal-usul Candi Borobudur?

Mengapa dinamai Candi Minak Jinggo?

Melansir laman Kemdikbud, sebenarnya terdapat kekeliruan dalam penamaan Candi Minak Jinggo.

Dalam catatan Belanda, candi ini pada zaman dulu disebut Sanggar Pamalangan oleh masyarakat.

Di antara reruntuhan, terdapat dua relief berukuran besar, yang satunya menggambarkan raksasa bersayap atau tokoh Garuda.

Masyarakat setempat mengira arca raksasa bersayap itu sebagai Minak Jinggo.

Minak Jinggo adalah tokoh fiktif dalam cerita rakyat Damarwulan, yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa.

Konon, ia merupakan raja Blambangan yang hidup pada saat Kerajaan Majapahit diperintah oleh Ratu Kencono Wungu (1429-1447).

Karena itu, bangunan bersejarah ini lebih dikenal sebagai Candi Minak Jinggo.

Padahal, arca raksasa bersayap di Candi Minak Jinggo adalah Garuda, tunggangan Dewa Wisnu.

Baca juga: Prasasti Manjusrigrha, Menceritakan Penyempurnaan Candi Sewu

Keunikan Candi Minak Jinggo

Tidak diketahui pasti kapan Candi Minak Jinggo ditemukan.

Ketika Captain Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar yang diutus oleh Thomas Stamford Raffles sampai di situs ini, bangunan candi dalam kondisi runtuh.

Hasil kerja Wardenaar, yang ditugaskan untuk mencatat peninggalan arkeologi di daerah Mojokerto, termasuk informasi mengenai Candi Minak Jinggo, dicantumkan oleh Raffles dalam bukunya, History of Java (1817).

Bagian Candi Minak Jinggo yang tersisa hanyalah struktur dasar candi yang terdiri dari batu berelief dan dua relief berukuran besar.

Dua relief berukuran besar tersebut menggambarkan seorang perempuan berbadan seperti ikan, dan satunya menggambarkan Garuda, yang disebut masyarakat setempat sebagai Minak Jinggo.

Dari ekskavasi dan pemugaran yang dilakukan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur selama bertahun-tahun, terungkap Candi Minak Jinggo memiliki denah persegi panjang berukuran 27,8 x 24,3 meter.

Bagian halaman bangunan dikelilingi pagar berukuran 23 x 22 meter, yang tersusun dari bata merah.

Baca juga: Sejarah Candi Sangkilon yang Dirusak Pemburu Harta Karun

Ekskavasi pada 2007 menghasilkan temuan fragmen terakota, mata uang kepeng, fragmen keramik dari Dinasti Yuan (1279-1368), fragmen miniatur rumah, genteng, fragmen relief, serta arca katak yang terbuat dari batu putih.

Salah satu keunikan Candi Minak Jinggo adalah batuan penyusunnya, yang terdiri dari kombinasi batuan andesit dan batu bata merah.

Hal itu tidak lazim bagi candi peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan, yang umumnya terbuat dari batu bata merah saja.

Selain itu, Candi Minak Jinggo memiliki banyak relief. Setidaknya ada 64 panel yang menggambarkan banyak hal.

Releief Candi Minak Jinggo ada yang menceritakan tentang fabel berjudul Tantri Kamandaka, Panji Kuda Semirang, kehidupan masyarakat sehari-hari, pola permukiman, lanskap dan pedesaan.

Baca juga: Relief Candi Borobudur: Susunan dan Maknanya

Candi Minak Jinggo peninggalan Kerajaan Majapahit di Mojokerto, Jawa Timur.Kemdikbud Candi Minak Jinggo peninggalan Kerajaan Majapahit di Mojokerto, Jawa Timur.
Apa fungsi Candi Minak Jinggo?

Fungsi Candi Minak Jinggo adalah sebagai tempat pemujaan para raja dan kerabat Kerajaan Majapahit.

Meski bentuk utuh candi ini tidak diketahui, berdasarkan fungsinya dapat diperkirakan bahwa bangunannya cukup tinggi.

Perkiraan fungsi candi dikuatkan dengan temuan arca-arca dewa di lokasi reruntuhan candi.

Arca-arca yang pernah ditemukan di antaranya arca Dewi Sri, Dewi Laksmi, dan arca Garuda atau Garuda Wisnu.

Pada masa Raffles, situs Candi Minak Jinggo masih disakralkan karena ditemui banyak masyarakat yang melakukan ritual di depan arca Garuda.

Hingga kini, masih banyak wisatawan dari dalam maupun luar daerah yang mendatangi situs untuk bersemedi.

Sebagai salah satu upaya pelestarian, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur membuat atap pelindung.

Selain itu, sebagian arca serta komponen candi dipindah ke Museum Majapahit.

Upaya pelindungan hukum juga dilakukan, yakni dengan menetapkan Candi Minak Jinggo sebagai cagar budaya sejak 21 Juli 1998.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com