Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdebatan Kematian Beethoven, Berawal dari Sehelai Rambut

Kompas.com - 15/10/2023, 18:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

"Kita memiliki teknik yang dikembangkan selama proyek genom Neanderthal dan dirancang khusus untuk memulihkan jenis DNA yang ditemukan dalam rambut," ujar Begg.

Pada akhir 2014, ia berbagi ide tersebut dengan William Meredith, yang telah ia kenal lima tahun sebelumnya ketika bekerja sebagai pemandu di pameran Beethoven di San Jose, California.

Meredith membeli dan meminjam delapan dari 35 helai rambut yang diketahui berasal dari Beethoven, sebagian besar dikumpulkan saat ia sudah meninggal.

Dari delapan helai rambut itu, lima di antaranya kemudian dianggap hampir pasti otentik berasal dari pria Eropa yang sama dan memiliki catatan kepemilikan moderat hingga tanpa cela.

Namun, salah satu helai rambut ternyata berasal dari seorang wanita Yahudi, sehingga kemudian menggugurkan hipotesis sebelumnya bahwa Beethoven menderita keracunan timbal.

Satu helai rambut lainnya juga kemungkinan palsu, sedangkan helai terakhir tidak memiliki DNA yang cukup untuk diinterpretasikan.

Fase berikutnya dari studi ini melibatkan lebih dari 30 peneliti bersama dari beberapa negara.

Para peneliti memeriksa genom Beethoven, mendiagnosis sejumlah faktor risiko untuk penyakit hati, bersama dengan bukti infeksi hepatitis B.

Mereka kurang berhasil mengidentifikasi penyebab pasti kehilangan pendengaran dan kesulitan pencernaan yang dialami Beethoven.

Namun, mereka mempersempit kemungkinan masalah pencernaan, hampir menepis kemungkinan penyakit celiac dan intoleransi laktosa, dan menemukan bahwa Beethoven memiliki perlindungan genetik yang sedang terhadap sindrom iritasi usus.

Meredith menambahkan bahwa kombinasi masalah hati, kehilangan pendengaran semakin buruk, dan masalah pencernaan tak kunjung berhenti merupakan rangkaian penyakit yang sangat sulit dihadapi Beethoven.

Referensi:

  • Greenspan, J. (2023). How Did Beethoven Die? HISTORY. A&E Television Networks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com