Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perdebatan Kematian Beethoven, Berawal dari Sehelai Rambut

Awalnya, rambut-rambut ini dianggap sebagai kenang-kenangan, seperti yang dijelaskan oleh William Meredith, direktur pendiri Beethoven Center di San José State University.

Menurut Meredith, pada abad ke-19, masyarakat masih sangat suka mengumpulkan barang kenangan semacam itu.

Hampir 200 tahun kemudian, rambut-rambut tersebut menjadi tujuan baru untuk membantu mengungkap misteri yang selama ini diperdebatkan seputar kesehatan buruk Beethoven.

Rambut ungkap kondisi kesehatan Beethoven

Sebuah tim peneliti internasional yang menerbitkan makalah pada 2023 di jurnal Current Biology menggunakan rambut tersebut untuk menyekuensing genom Beethoven dan berhasil menemukan bahwa dia memiliki kecenderungan genetik terhadap penyakit hati.

Selain itu, peneliti memberikan bukti pertama bahwa Beethoven terinfeksi virus hepatitis B yang menyebabkan peradangan pada hati. Virus ini bisa menyebar kepadanya selama dalam kandungan, hubungan seksual, atau operasi dengan alat yang terkontaminasi virus.

Tristan Begg, seorang antropolog biologis di University of Cambridge di Inggris memiliki keyakinan bahwa Beethoven merupakan seorang peminum sedang pada zamannya.

Adapun seseorang yang terinfeksi hepatitis B, sangat dilarang untuk meminum alkohol sedikitpun.

Dengan tingkat keyakinan yang tinggi, para peneliti mengklasifikasikan bahwa kombinasi antara konsumsi alkohol secara rutin, infeksi hepatitis B, dan predisposisi genetik terhadap penyakit hati menjadi pemicu utama dalam terjadinya sirosis pada Beethoven.

Memang, Beethoven menderita begitu banyak penyakit sehingga berbagai teori telah muncul seputar penyebab kematiannya.

Beberapa peneliti menyalahkan sifilis, sedangkan yang lain telah mengusulkan penyebabnya sangat kompleks, mulai dari keracunan timbal hingga alkoholisme, sarkoidosis, dan penyakit Whipple.

"Begitu banyak yang salah dengannya dan begitu banyak bahan sumber sehingga penyebab kematiannya menghasilkan banyak teori yang masuk akal," ujar Begg.

Berikut akan diuraikan lebih lanjut penyebab kematian Beethoven:

Beethoven alami masalah kesehatan sejak usia 20-an

Lahir pada 1770 di Bonn, Jerman, Beethoven mendorong perkembangan musik Eropa dari periode Klasik yang diwakili oleh Mozart dan Haydn menuju periode Romantis ditandai oleh Chopin dan Wagner.

Sebelum kehadirannya, tujuan musik hanyalah untuk menyenangkan pendengar, sedangkan Beethoven meyakini bahwa musik memiliki kekuatan yang dapat mengubah manusia.

Pada usia 22 tahun, Beethoven mulai mengalami gejala gangguan gastrointestinal, termasuk nyeri perut dan diare.

Kemudian, ia mulai mengalami gangguan pendengaran sekitar usia 26 yang meskipun awalnya dirahasiakan, hal itu membuatnya jatuh ke dalam depresi.

Dalam surat kepada saudara-saudaranya yang ditemukan setelah kematiannya, ia mengakui pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri, tetapi merasa tidak bisa meninggalkan dunia sebelum menghasilkan karya yang dapat menggubah.

Dalam surat yang sama, ia meminta agar kehilangan pendengarannya dijelaskan dan dipublikasikan setelah kematiannya.

Beberapa karya Beethoven, seperti Simfoni Kesembilan, diciptakan setelah ia kehilangan hampir seluruh kemampuan pendengarannya.

Kematian dan autopsi Beethoven

Awal dari akhir hayat Beethoven dimulai pada Desember 1826, ketika ia jatuh sakit setelah pulang ke Vienna dengan kereta.

Sebagian besar waktu setelah itu, ia terbaring di tempat tidur karena demam, batuk, kesulitan bernapas, dan rasa sakit disekujur tubuh.

Selain itu, ia mulai mengeluarkan darah ketika batuk. Perutnya membengkak begitu parah sehingga para dokter harus mengeluarkan sejumlah besar cairan dari perutnya.

Ia juga mulai mengalami penyakit kuning dan kaki bengkak yang menjadi tanda-tanda kegagalan hati.

Beethoven meninggal pada usia 56 tahun pada 26 Maret 1827.

Setelah kematiannya, dilakukan autopsi yang mengerikan sehingga tubuh Beethoven dengan kasar dipotong, mulai dari bagian atas kepalanya serta tulang telinganya untuk memeriksa otak dan penyebab ia kehilangan pendengaran.

Selain laporan autopsi, banyak yang diketahui tentang kesehatan Beethoven dari surat-suratnya, catatan harian, dan catatan dokter.

Selanjutnya, pemeriksaan rangka dilakukan setelah tubuhnya diekskavasi pada 1863 untuk dipindahkan ke peti mati yang baru dan pada 1888 ketika jasadnys dipindahkan ke permakaman baru.

Analisis toksikologi terhadap rambut dan tulangnya juga dilakukan, meskipun sampel-sampel ini tidak selalu memiliki otentikasi yang tepat.

Analisis DNA Beethoven

Seiring berjalannya waktu, Tristan Begg menyadari bahwa teknologi sekuensing DNA telah berkembang cukup pesat untuk melakukan studi genetika.

"Kita memiliki teknik yang dikembangkan selama proyek genom Neanderthal dan dirancang khusus untuk memulihkan jenis DNA yang ditemukan dalam rambut," ujar Begg.

Pada akhir 2014, ia berbagi ide tersebut dengan William Meredith, yang telah ia kenal lima tahun sebelumnya ketika bekerja sebagai pemandu di pameran Beethoven di San Jose, California.

Meredith membeli dan meminjam delapan dari 35 helai rambut yang diketahui berasal dari Beethoven, sebagian besar dikumpulkan saat ia sudah meninggal.

Dari delapan helai rambut itu, lima di antaranya kemudian dianggap hampir pasti otentik berasal dari pria Eropa yang sama dan memiliki catatan kepemilikan moderat hingga tanpa cela.

Namun, salah satu helai rambut ternyata berasal dari seorang wanita Yahudi, sehingga kemudian menggugurkan hipotesis sebelumnya bahwa Beethoven menderita keracunan timbal.

Satu helai rambut lainnya juga kemungkinan palsu, sedangkan helai terakhir tidak memiliki DNA yang cukup untuk diinterpretasikan.

Fase berikutnya dari studi ini melibatkan lebih dari 30 peneliti bersama dari beberapa negara.

Para peneliti memeriksa genom Beethoven, mendiagnosis sejumlah faktor risiko untuk penyakit hati, bersama dengan bukti infeksi hepatitis B.

Mereka kurang berhasil mengidentifikasi penyebab pasti kehilangan pendengaran dan kesulitan pencernaan yang dialami Beethoven.

Namun, mereka mempersempit kemungkinan masalah pencernaan, hampir menepis kemungkinan penyakit celiac dan intoleransi laktosa, dan menemukan bahwa Beethoven memiliki perlindungan genetik yang sedang terhadap sindrom iritasi usus.

Meredith menambahkan bahwa kombinasi masalah hati, kehilangan pendengaran semakin buruk, dan masalah pencernaan tak kunjung berhenti merupakan rangkaian penyakit yang sangat sulit dihadapi Beethoven.

Referensi:

  • Greenspan, J. (2023). How Did Beethoven Die? HISTORY. A&E Television Networks.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/15/180000179/perdebatan-kematian-beethoven-berawal-dari-sehelai-rambut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke