KOMPAS.com – Oto Iskandar Di Nata dikenal sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang dijuluki sebagai Si Jalak Harupat atau Burung Jalak yang Berani.
Jalak Harupat adalah sebutan untuk ayam jantan yang dimitoskan sebagai ayam yang kuat, pemberani, dan selalu menang saat diadu.
Semasa hidup, Oto Iskandar Di Nata banyak memberikan sumbangsih untuk kemerdekaan Indonesia.
Bahkan, Oto dikenal berani mengecam dan melemparkan kritik pedas kepada Belanda tanpa rasa takut.
Oto Iskandar Di Nata diperkirakan meninggal dunia pada 20 Desember 1945, di daerah Banten akibat dibunuh.
Namun, kisah kematian Oto Iskandar Di Nata masih menjadi sebuah misteri sampai saat ini.
Baca juga: Peran Oto Iskandar di Nata dalam PPKI
Ketika Indonesia dijajah oleh Jepang pada 1942, Oto bekerja sebagai pemimpin surat kabar Tjahaja sejak 1942-1945.
Setelah itu, ia diangkat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Kemudian, Oto menjabat sebagai Menteri Negara dalam Kabinet Pertama Republik Indonesia tahun 1945.
Sebagai Menteri Negara, ia bertugas mempersiapkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dari laskar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Sayangnya, tidak semua pihak setuju dengan adanya penyatuan para mantan tentara ini ke dalam BKR.
Mereka yang tidak sepakat pun memutuskan untuk membentuk laskar-laskar sendiri yang berlawanan dengan kebijakan pemerintah.
Meskipun belum sepenuhnya terbukti, tapi diperkirakan dari sinilah awal mula terjadinya penculikan Oto Iskandar Di Nata.
Konon, Oto Iskandar Di Nata diculik oleh sekelompok orang yang disebut sebagai Laskar Hitam.
Sejak diculik, kabar Oto tidak pernah terdengar lagi. Bahkan, ada yang mengira bahwa Oto telah tewas dibunuh di daerah Banten pada 20 Desember 1945.
Baca juga: Kenapa Oto Iskandar di Nata Dijuluki Sebagai Si Jalak Harupat?