Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melacak Jejak Konflik Israel dan Hamas

Kompas.com - 12/10/2023, 12:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kelompok Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel pada Sabtu (7/10/2023) dini hari. Ini yang menjadi serangan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Kementerian Kesehatan Israel menyatakan setidaknya 150 penduduknya tewas dan lebih dari 1.104 lainnya mengalami luka-luka dalam eskalasi militer yang sedang berlangsung di Gaza. 

Di sisi lain, otoritas kesehatan di Palestina melaporkan bahwa setidaknya 198 warga Gaza telah tewas, sedangkan 1.610 lainnya terluka.

Berikut ini jejak konflik antara Hamas dan Israel berikut serangan-serangan yang pernah terjadi.

Baca juga: Konflik Hamas Palestina Vs Israel, Apa Dampak bagi Ekonomi Indonesia?

Serangan Hamas pada 7 Oktober

Hamas memulai serangan dengan melepaskan ribuan roket pada Sabtu, 7 Oktober 2023, pagi, tepatnya pukul 06.30 waktu setempat.

Mereka menyerang target sejauh Tel Aviv dan pinggiran Yerusalem yang jarang mengalami serangan langsung karena sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel yang canggih.

Namun, sekitar satu jam setelah serangan roket pertama, Hamas berhasil menyeberangi perbatasan Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas berhasil menyusup ke 22 kota dan basis militer Israel dan menyandera warga sipil serta prajurit, sebagian besar di antaranya dibawa kembali ke Gaza.

Hanya beberapa jam setelah serangan Hamas, ratusan penduduk Israel tewas dan bantuan segera dikirimkan ke wilayah selatan yang mengalami serangan.

Militer Israel memperkirakan sekitar 1.000 anggota Hamas ikut serta dalam serangan awal pada Sabtu kemarin.

Mengenai alasan serangan ini, Muhammad Deif, pemimpin sayap militer Hamas, menyatakan dalam pesan rekamannya bahwa kelompoknya ingin agar musuh memahami bahwa waktu mereka merajalela tanpa pertanggungjawaban telah berakhir.

Deif mencatat beberapa faktor sebagai pemicu serangan ini.

Pertama, pendudukan Israel di Tepi Barat yang terjadi selama Perang Arab-Israel pada 1967.

Kedua, razia polisi Israel yang baru-baru ini dilakukan di Masjid Aqsa di Yerusalem.

Ketiga, penahanan ribuan warga Palestina di penjara Israel.

Selain itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menyoroti masalah blokade Gaza yang telah berlangsung selama 16 tahun oleh Israel.

Dia juga menaruh perhatian pada normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara di Timur Tengah.

Haniyeh menyampaikan pernyataan, "Berapa kali kami harus mengingatkan bahwa rakyat Palestina sudah 75 tahun hidup di kamp-kamp pengungsian, dan Anda terus menolak mengakui hak-hak kami?".

Semua faktor ini dianggap sebagai pelanggaran dan pemicu sehingga Hamas meluncurkan serangan ini ke Israel.

Baca juga: Pertempuran Israel-Hamas Masih Berlangsung di 8 Lokasi di Seputaran Jalur Gaza

Serangan balasan Israel

Sebagai respons atas serangan Hamas, pada Sabtu (7/10/2023), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa mereka siap menghadapi perang dan siap memenanginya.

Ia mengumumkan pemanggilan reservis militer Israel sebagai langkah respons terhadap serangan besar Hamas.

Ini menjadi pernyataan perang perdana Israel setelah lebih dari 50 tahun sejak Perang Yom Kippur pada 1973.

Pernyataan perang ini berarti bahwa militer Israel mendapatkan izin untuk mobilisasi kekuatan secara signifikan.

Unit tank telah dikirim ke selatan, memicu spekulasi bahwa Israel mungkin akan mengirim pasukan darat ke Gaza.

Sementara itu, perbatasan di utara diperkuat dan pasukan Israel masih berupaya mengusir kelompok Hamas dari beberapa komunitas yang disusupi di selatan pada Minggu, 8 Oktober 2023.

Pesawat jet Israel melancarkan serangan udara di Gaza. Menurut militer Israel, serangan ini telah menghancurkan pusat-pusat yang dikuasai militan Hamas.

Pejabat Palestina menyatakan bahwa sebuah rumah sakit, bersama dengan bangunan bertingkat, rumah-rumah, dan sebuah masjid, telah menjadi sasaran.

Hingga Minggu, 8 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan setidaknya 413 warga Palestina tewas, sebagian besar di dalam wilayah Israel.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas Perang Hamas-Israel Capai 1.100 Orang

Rangkaian konflik antara Hamas dan Israel

Sebelum serangan terakhir pada Oktober 2023, konflik antara kelompok Hamas dan Israel telah melibatkan sejumlah perang bersenjata yang menyebabkan kerugian besar di kedua belah pihak.

Berikut ini kronologi konflik Hamas dan Israel:

Kemunculan Hamas

Sejarah konflik ini dimulai pada 1987, ketika Hamas didirikan selama perlawanan pertama Palestina yang juga dikenal sebagai intifada.

Kelompok ini muncul sebagai hasil dari kolaborasi antara Ikhwanul Muslimin (IM) dan faksi agama dari Palestine Liberation Organization (PLO).

Akan tetapi, pada 1988, konflik muncul dalam tubuh organisasi ketika Hamas menyatakan bahwa Palestina adalah tanah air Islam yang tidak boleh jatuh ke tangan negara non-Muslim, dan mengutuk kendali Israel atas wilayah tersebut.

Berbeda dengan PLO, Hamas menolak eksistensi Israel sebagai sebuah negara. Mereka mendukung pembentukan negara Palestina dengan batas wilayah pada 1967.

Sikap keras Hamas terhadap kesepakatan perdamaian Oslo pada pertengahan 1990-an memperdalam konflik dan menyebabkan pemisahan antara kedua organisasi.

Hamas bersama dengan sayap militernya yang dikenal sebagai Brigade Al Qassam, bersumpah untuk melawan Israel secara bersenjata dan membentuk negara Islam Palestina.

Hamas merebut Gaza

Sejak 2006, konflik semakin meruncing dengan Hamas merusak tembok pemisah tinggi yang dibangun oleh Israel di perbatasan untuk mengisolasi Gaza.

Tindakan ini disertai dengan pengiriman pasukan ke permukiman ilegal Israel di Gaza.

Pada 2007, pasukan Hamas memenangi perang melawan pasukan Fatah dan berhasil mengambil alih kendali di Jalur Gaza.

Meskipun Israel menarik diri dari Gaza pada tahun yang sama, pembentukan permukiman Yahudi oleh Israel di Tepi Barat tetap menjadi sumber ketegangan.

Konflik terus berlanjut dengan serangkaian peristiwa dan negosiasi yang rumit dalam tahun-tahun berikutnya.

Operasi Pilar Pertahanan

Pada November 2012, terjadi konflik antara Hamas dan Israel yang dikenal sebagai Operasi Pilar Pertahanan.

Konflik dimulai ketika serangan roket dari Gaza mengenai Israel, memicu serangan udara besar-besaran Israel.

Gencatan senjata yang diumumkan pada 21 November melibatkan komitmen dari kedua belah pihak untuk menghentikan serangan militer.

Gencatan senjata tersebut disusun oleh mediator Mesir dan AS dan melibatkan komitmen dari kedua pihak untuk menghentikan serangan militer dan menahan diri dari tindakan provokatif.

Perang Gaza 2014

Pada 2014, tensi antara Israel dan Hamas kembali meningkat setelah tiga remaja Israel hilang di Tepi Barat pada 12 Juni dan menjadi latar belakang terjadinya Perang Gaza tahun 2014 yang juga dikenal sebagai Operasi Tepi Pelindung.

Perdana Menteri Israel, Netanyahu, menuduh Hamas sebagai pelaku penculikan dan bersumpah untuk tidak membiarkan tindakan kejahatan itu tanpa hukuman.

Pasukan keamanan Israel kemudian melakukan penyisiran besar-besaran di Tepi Barat, menangkap beberapa ratus warga Palestina yang dicurigai memiliki keterlibatan dengan kelompok Hamas, termasuk pemimpin Hamas di Tepi Barat.

Pada 30 Juni, ketiga remaja tersebut ditemukan tewas di Tepi Barat, di luar Hebron.

Sebagai tanggapan, Hamas meluncurkan roket pertamanya ke Israel sejak gencatan senjata terakhir.

Pada 8 Juli 2014, Israel memulai serangan besar-besaran di Jalur Gaza dengan menggunakan bom udara, peluru kendali, dan tembakan mortir untuk menghancurkan target yang dianggap terkait dengan aktivitas militan. 

Serangkaian pemboman selama lebih dari seminggu tidak berhasil menghentikan serangan roket dari Jalur Gaza, kemudian pasukan Israel melancarkan serangan darat untuk menghancurkan terowongan dan infrastruktur lainnya.

Pada awal Agustus 2014, pemimpin Israel mengumumkan bahwa operasi darat telah mencapai tujuannya dan pasukan serta tank Israel mundur dari Jalur Gaza.

Akan tetapi, serangan udara Israel tetap berlanjut, demikian pula serangan roket dan mortir dari Jalur Gaza ke Israel.

Gencatan senjata dan serangan kembali

Protes di perbatasan Gaza pada 2018 memicu pertempuran dan berakhir dengan dicapainya gencatan senjata pada November 2018.

Pada Mei 2021, ketegangan kembali meningkat, memicu serangan roket dari Hamas dan serangan udara Israel.

Setelah itu, kedua belah pihak kembali mengumumkan gencatan senjata pada November.

Meskipun Hamas mengumumkan gencatan senjata pada Mei 2021, ketegangan kembali meradang pada 2023 dan dianggap sebagai serangan paling mematikan dalam beberapa dekade antara Hamas dan Israel.

Referensi:

  • Adhi, I. S. (2023). Pertempuran Israel-Hamas Masih Berlangsung di 8 Lokasi di Seputaran Jalur Gaza. Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com