Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Homo Floresiensis, Manusia Kerdil yang Hanya Ada di Indonesia

Kompas.com - 06/10/2023, 22:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Terdapat tonjolan alis yang jelas dan perkembangan gigi bungsu, mengindikasikan bahwa individu tersebut adalah orang dewasa.

Otaknya memiliki volume sekitar 380 cc dan berukuran jauh lebih kecil daripada otak manusia modern.

Selain memiliki otak yang sangat kecil yakni sekitar sepertiga dari ukuran otak manusia modern, Homo floresiensis juga memiliki bentuk tubuh tidak umum.

Tulang pinggulnya cenderung lebar dan melebar, sedangkan tulang selangkanya relatif pendek dan sendi bahunya terletak agak jauh ke depan.

Tengkoraknya berukuran kecil dan memanjang, sedangkan bagian dahinya tidak menonjol dan bersifat sempit.

Ciri-ciri ini membuatnya dijuluki sebagai "manusia kerdil".

Kerangka dari Liang Bua juga menunjukkan ciri-ciri kaki, tangan, pergelangan tangan, dan rahang yang terlihat lebih primitif dibandingkan dengan manusia lain yang hidup dalam jutaan tahun terakhir.

Ciri-ciri ini mirip dengan beberapa spesies Australopithecus, sehingga menunjukkan bahwa Homo floresiensis mungkin berasal dari kelompok manusia primitif yang hidup jauh sebelum adanya manusia modern.

Baca juga: Saudara Manusia Kerdil The Hobbit dari Flores Ditemukan

Misteri evolusi dan pertalian manusia purba kerdil

Penemuan Homo floresiensis menciptakan gelombang kontroversi di dunia ilmu pengetahuan.

Tim peneliti yang menemukan fosil ini menyampaikan klaim bahwa Homo floresiensis merupakan turunan dari spesies Homo erectus yang menghuni wilayah Asia Tenggara sekitar satu juta tahun lalu.

Mereka meyakini bahwa evolusi tubuh yang lebih kecil terjadi akibat proses seleksi alam.

Dasar dari hipotesis ini mencakup penemuan berbagai peralatan yang umumnya digunakan oleh Homo erectus di sekitar situs penemuan Homo floresiensis.

Fosil gajah purba (stegodon) berukuran kecil yang juga ditemukan di Pulau Flores semakin memperkuat keyakinan para ilmuwan bahwa banyak makhluk hidup di Flores mengalami adaptasi dengan mengubah ukuran tubuh mereka menjadi lebih kecil.

Meskipun ada pendapat yang menyatakan bahwa Homo floresiensis seharusnya dianggap sebagai spesies manusia baru, pandangan ini tidak diterima oleh Teuku Jacob, seorang ahli arkeologi.

Menurutnya, Homo floresiensis bukanlah spesies baru, melainkan merupakan keturunan manusia Flores yang mengidap penyakit mikrosefali, ditandai oleh tengkorak dan otak lebih kecil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com