Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pembunuhan Massal 1965 Terjadi?

Kompas.com - 02/10/2023, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sejak Oktober 1965 hingga Maret 1966, sekitar 200.000 hingga jutaan anggota dan tersangka simpatisan PKI dipercaya dibunuh oleh satuan tentara Indonesia dan milisi sipil yang antikomunis, dikomandoi oleh Soeharto.

Baca juga: Mengapa PKI Dipercaya sebagai Dalang G30S?

Pembantaian PKI 1965 terjadi di beberapa daerah di Indonesia, mulai dari Jakarta, Jawa, Bali, hingga Sumatera.

Upaya penumpasan PKI semakin gencar setelah lahirnya Supersemar pada 11 Maret 1966.

Lewat Supersemar, Presiden Soekarno memberi kuasa kepada Soeharto untuk mengatasi keadaan di Indonesia yang sudah karut-marut.

Berbekal dari surat itu, Soeharto tanpa ragu-ragu segera menumpas seluruh PKI di setiap pelosok negeri.

Setidaknya ada 500.000 orang yang dituding PKI atau simpatisannya dihabisi.

Dari hasil penyelidikan Komnas HAM, sekitar 32.774 orang diketahui hilang dan beberapa tempat diketahui menjadi lokasi pembantaian para korban.

Sementara itu, beberapa riset menyatakan bahwa korban mencapai lebih dari 2 juta orang.

Tidak hanya korban, keluarga korban juga turut mengalami diskriminasi karena dituduh sebagai keluarga PKI.

Selain harus kehilangan pekerjaan, banyak juga di antara mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah, dikucilkan dari lingkungan, hingga kesulitan mendapat pekerjaan.

Pada 2008, Komnas HAM membentuk Tim Penyelidikan Pro Justisia untuk menganalisis peristiwa pembunuhan massal 1965.

Setelah sekitar empat tahun bekerja, Komnas HAM telah memeriksa sebanyak 349 saksi korban dan berkunjung ke tempat-tempat yang diduga menjadi tempat penahanan.

Lalu, pada 23 Juli 2012 lalu, Tim Penyelidik Pro Justisia Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikannya dan menyatakan terdapat dugaan pelanggaran HAM berat dalam peristiwa pembunuhan PKI 1965.

 

Referensi:

  • Roosa, John. (2008). Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto. Jakarta: Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Hasta Mitra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com