Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa PKI Dipercaya sebagai Dalang G30S?

Kompas.com - 30/09/2023, 23:59 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber UNAIR News

Namun, Yoga kembali menegaskan, "Sudahlah. Siapkan semua penjagaan, senjata, bongkar gudang. PKI memberontak."

Baca juga: Sukitman, Polisi yang Lolos dari Tragedi G30S di Lubang Buaya

Nama Letkol Untung yang disebut sebagai pemimpin G30S, meyakinkan Yoga bahwa PKI adalah dalangnya.

Ia telah lama mencurigai Untung sebagai perwira berhaluan kiri. Yoga kemudian meyakinkan Mayjen Soeharto bahwa penculikan dan pembunuhan para jenderal didalangi PKI.

Narasi bahwa dalang Gerakan 30 September adalah PKI pun langsung dipercaya masyarakat.

Aksi demonstrasi muncul di berbagai daerah menuntut agar pemerintah bersikap tegas membubarkan PKI dan ormas-ormasnya.

Pada 8 Oktober 1965, mulai terjadi demonstrasi massa menuntut pertanggungjawaban PKI.

Klaim bahwa PKI adalah satu-satunya dalang di balik peristiwa G30S semakin dirawat oleh Pemerintah Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, yang menggantikan Presiden Soekarno.

Baca juga: Kondisi Jenazah 7 Pahlawan Revolusi, Tidak Seperti Narasi Orde Baru?

Hasilnya, PKI sebagai tokoh utama Gerakan 30 September menjadi versi narasi tunggal yang dipercaya masyarakat, bahkan hingga kini.

Terlebih, selama tiga dekade kekuasaan Soeharto, rezim Orde Baru benar-benar mengontrol historiografi nasional tentang G30S.

Dalam buku sejarah terbitan Orde Baru, termasuk yang diajarkan di sekolah-sekolah, dikatakan bahwa dalang dari G30S adalah PKI dengan memperalat unsur militer.

Persiapan G30S dilakukan sejak lama dengan tujuan merebut kekuasaan dan menciptakan masyarakat komunis di Indonesia.

Secara resmi, Pemerintah Orde Baru menyebut peristiwanya sebagai G30S/PKI, yang berarti peristiwa G30S dilakukan oleh PKI, yang menjadi dalang dan pelaku utama gerakan ini.

Dalam versi yang disebarkan Orde Baru, sejumlah anggota TNI AD memang ikut dalam G30S, tetapi mereka hanya "terlibat" atau boneka di tangan PKI.

Baca juga: Kenapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh Saat Peristiwa G30S?

Kolonel Abdul Latief dalam wawancara bersama TEMPO, melontarkan bantahan dan mengatakan bahwa ide untuk menghadapkan para jenderal ke Presiden Soekarno datang darinya, Brigjen Soepardjo, Suyono, dan Letkol Untung, bukan dari PKI.

Ide itu tercetus setelah Brigjen Soepardjo memberitahukan bahwa Dewan Jenderal akan mengadakan kudeta pada 5 Oktober 1965.

"Jadi, tidak benar bahwa kami diperintah oleh PKI," kata Latief.

"Kalau ada berita seperti itu, itu adalah versi Soeharto untuk menutupi kebobrokannya."

Latief tidak menduga bahwa Sjam Kamaruzaman akan bertindak sendiri dan rencana penculikan jenderal berubah menjadi pembunuhan.

Ia pun kaget saat menerima laporan dari Letnan Dul Arief bahwa jenderal telah ditangkap dalam keadaan mati.

Latief mengaku mengenal Sjam karena dikenalkan sebagai pembantu Letkol Untung, sebagai intelnya.

Sosok Sjam memang sangat misterius. Ada yang meyakini bahwa ia adalah intel militer yang disusupkan ke PKI.

Baca juga: Sjam Kamaruzaman, Intel Militer yang Disusupkan ke PKI?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com