Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Sukendro, Target G30S yang Lolos Karena Perjalanan Dinas

Kompas.com - 29/09/2023, 14:15 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Dalam laporan The President's Daily Brief tanggal 15 Oktober 1965 yang bisa diakses publik di situs resmi CIA, disebutkan bahwa Jenderal Sukendro satu-satunya "brain trust" TNI AD yang selamat dari setelah pembunuhan 30 September.

Baca juga: Berapa Jumlah Korban Akibat Peristiwa G30S?

Lebih lanjut, Sukendro mengatakan kepada pejabat AS bahwa ia pikir situasinya cukup baik.

Namun, pertanyaan besarnya adalah apakah TNI AD bisa memberantas komunis karena Soekarno merasa keberatan.

John Roosa dalam buku Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto, mengartikan "brain trust" sebagai kelompok jenderal pemikir di TNI AD yaitu Ahmad Yani, Suprapto, MT Haryono, S Parman dan Sukendro.

Mereka adalah target utama dari para Dewan Jenderal yang menjadi sasaran G30S.

Laporan CIA pada 26 Oktober 1965 mengatakan kalau Sukendro menolak perintah Soekarno untuk mengasingkan diri.

Namun akhirnya, pada 29 Oktober 1965, Soekarno berhasil memaksa Sukendro hengkang dari Indonesia.

Baca juga: Di Mana Soekarno Ketika G30S Terjadi?

Disingkirkan oleh pemerintah Orba

Selepas peristiwa G30S, peran Sukendro terdepak oleh kiprah Ali Moertopo.

Ketika Soeharto naik ke puncak kekuasaan pada awal 1966, nama Sukendro semakin redup.

Terlebih, setelah Sukendro mengakui keberadaan Dewan Jenderal dalam sebuah kursus perwira TNI AD di Bandung.

Pada 1967, Sukendro ditangkap atas perintah Presiden Soeharto melalui Panglima Komando Pemulihan dan Keamanan (Pangkopkamtib) Jenderal Soemitro.

Selama sembilan bulan, Sukendro ditahan di sel Nirbaya, Pondok Gede, Jakarta Timur.

Ia kemudian dilepas tanpa pengadilan, dan setelah itu ditampung Gubernur Jawa Tengah, Supardjo Rustam.

Sukendro diberi kepercayaan mengelola perusahaan daerah Jateng. Ia meninggal pada 11 Mei 1984, di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com