Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keterlibatan Inggris dalam Peristiwa G30S

Kompas.com - 14/04/2022, 15:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peristiwa G30S pada 1965 disinyalir terjadi dengan keterlibatan Inggris.

Saat itu, Inggris dekat dengan Amerika Serikat, yang memerangi Uni Soviet dan paham komunismenya. 

Saskia Wieringa, dari International People Tribunal 1965 (IPT 65), menjelaskan keterlibatan Inggris dalam Diskusi dan Bedah Buku Berkas Genosida Indonesia: Mekanika Pembunuhan Massal 1965–1966 di kanal YouTube Komunitas Bambu.

Berdasarkan arsip yang dibacanya, Saskia menyebut ada keterlibatan Inggris melalui intelijennya dalam pergolakan politik di Indonesia sejak 1960-an.

"Intel Inggris memiliki kantor pusat intelijen yang berada di Singapura," kata Saskia dalam diskusi, Jumat (25/3/2022).

Baca juga: Cerita Jenderal AH Nasution Lolos dari Penculikan G30S

Keterlibatan Inggris tersebut juga ditulis The Guardian, yang dijelaskan bahwa pejabat Inggris diam-diam membuat propaganda hitam untuk mendesak orang di Indonesia menghancurkan komunis.

The Guardian menjelaskan adanya kantor intelijen Inggris di Singapura yang digunakan sebagai pusat operasi di Indonesia.

Di kantor pusat intelijen di Singapura, intelijen Inggris menuliskan beberapa laporan yang mendiskreditkan Menteri Luar Negeri Soebandrio.

"Dari Singapura intelijen Inggris menulis propaganda yang mendiskreditkan kelompok tertentu, terutama Soebandrio karena ia sebagai Menteri Luar Negeri yang dibenci Inggris," jelas Saskia.

Selain itu, Inggris juga memberikan bantuan penyadapan pesan suara yang dapat digunakan oleh orang-orang anti-komunis dalam membaca dan mencegat komunikasi pemerintah Indonesia.

Baca juga: Tewasnya Brigjen Katamso dalam Peristiwa G30S di Yogyakarta

Inggris saat itu sangat tidak suka dengan adanya Soebandrio sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia.

Sebab, gara-gara Soebandrio-lah, muncul gerakan Ganyang Malaysia. Selain Soebandrio, Inggris juga tidak suka dengan Soekarno.

Melalui laporan dari Inggris itu, Saskia Wieringa menjelaskan bahwa laporan tersebut dibuat dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dikirim ke berbagai negara, seperti, Filipina, Hong Kong, Malaysia, lalu ke Indonesia.

Laporan yang dibuat Inggris tersebut menurut Saskia Wierienga dibuat seolah-olah dari orang pengasingan yang berasal dari Indonesia, yang kemudian digunakan untuk propaganda mendiskreditkan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca juga: G30S, G30S/PKI, Gestapu, Gestok, Apa Bedanya?

"Propaganda dari intelijen Inggris tersebut menyatakan bahwa memang PKI salah dan ada beberapa elite politik yang tahu akan peristiwa 1965," jelas Saskia.

Ia juga menjelaskan, di dalam laporan propaganda Inggris itu juga dituliskan keharusan untuk menyingkirkan Soebandrio.

Selain Inggris, Amerika Serikat, dan Australia juga disebut terlibat dalam G30S dan peristiwa setelahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com