Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Perkebunan Eropa di Kecamatan Glenmore

Kompas.com - 26/09/2023, 20:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecamatan Glenmore di Banyuwangi, Jawa Timur, adalah salah satu lokasi yang memikat dengan jejak sejarah panjangnya di masa kolonialisme Belanda.

Di balik keindahan alamnya, Glenmore memiliki cerita yang menarik tentang bagaimana pengusaha Eropa, termasuk Ros Taylor dari Skotlandia, memulai perkebunan mereka di wilayah ini.

Mari kita telusuri lebih dalam ke dalam sejarah dan pesona Glenmore.

Awal mula Glenmore

Pada 1906, pemerintah Belanda mengeluarkan undangan kepada sejumlah investor Eropa untuk membuka perkebunan di wilayah Banyuwangi.

Salah satu pengusaha Eropa yang menjawab undangan ini adalah Ros Taylor dari Skotlandia.

Ia membeli lahan seluas 163.800 hektare di lereng Gunung Raung dari pemerintah Belanda.

Pada 02 Februari 1910, Ros Taylor memulai usaha perkebunannya. Ia juga memulai pembangunan Glenmore Estate yang sekarang berlokasi di Desa Margomulyo.

Nama Glenmore berasal dari bahasa Gaelik, bahasa asli Skotlandia, yang berarti "bukit besar" atau "great glen". Nama ini merujuk pada dataran tinggi yang luas dengan perbukitan dan iklim sejuk.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Banyuwangi

Eksplorasi Glenmore

Glenmore di Banyuwangi, Jawa Timur, tetap mempertahankan ciri khas Eropa yang telah ada sejak masa kolonial.

Terdapat beberapa lokasi yang dapat dijelajahi untuk merasakan pesona Eropa di tengah Pulau Jawa, yaitu:

  • PT Perkebunan Glenmore (Glenmore Estate)

PT Perkebunan Glenmore atau juga dikenal sebagai Glenmore Estate adalah sebuah perusahaan yang berlokasi di Desa Margomulyo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi

Glenmore Estate awalnya didirikan pada 2 Februari 1910 dan merupakan salah satu perkebunan besar yang dikembangkan oleh pengusaha Eropa di wilayah Banyuwangi.

Perusahaan ini fokus dalam produksi pertanian, terutama dalam budidaya tanaman perkebunan, seperti karet.

Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini berkembang menjadi salah satu pabrik terbesar di kawasan tersebut.

Salah satu hal menarik dari Glenmore Estate adalah pelestarian sejumlah bangunan bersejarah dengan mempertahankan arsitektur Eropa yang mencerminkan warisan kolonialisme Belanda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Sejarah Candi Pringtali yang Berbentuk Seperti Tugu

Stori
Siapa Itu Abel Tasman?

Siapa Itu Abel Tasman?

Stori
Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Penyebab Berakhirnya Demokrasi Liberal

Stori
Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Candi Tebing Tegallinggah, Pertapaan yang Belum Selesai Dibangun

Stori
Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Menilik Kawasan Elite di Hindia Belanda pada Masa Kolonial

Stori
Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Sejarah Candi Tebing Kerobokan di Bali

Stori
Sejarah Memphis, Kota Peradaban Mesir Kuno

Sejarah Memphis, Kota Peradaban Mesir Kuno

Stori
Negara Israel Nyaris Didirikan di Kenya

Negara Israel Nyaris Didirikan di Kenya

Stori
Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel

Chaim Weizmann, Presiden Pertama Israel

Stori
Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Tujuan Pemberontakan Andi Azis

Stori
Mengapa Sarekat Islam Terbagi Menjadi Dua?

Mengapa Sarekat Islam Terbagi Menjadi Dua?

Stori
Welfare State, Sebuah Konsep Negara Kesejahteraan Asal Jerman

Welfare State, Sebuah Konsep Negara Kesejahteraan Asal Jerman

Stori
Perpecahan Ideologi dalam Tubuh Serekat Islam

Perpecahan Ideologi dalam Tubuh Serekat Islam

Stori
Apa Itu Carpet Bombing?

Apa Itu Carpet Bombing?

Stori
Tokoh-tokoh Sarekat Islam Merah

Tokoh-tokoh Sarekat Islam Merah

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com