Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Fort Speelwijk, Benteng Peninggalan Belanda di Banten

Kompas.com - 11/09/2023, 08:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fort Speelwijk adalah sebuah situs bersejarah yang berasal dari era penjajahan Belanda. Benteng ini terletak di pantai utara Provinsi Banten.

Fort Speelwijk berada di Kampung Pamarican, dengan jarak sekitar 600 meter dari kompleks Keraton Surosowan, Serang.

Bagaimana perjalanan panjang Fort Speelwijk dan mengapa benteng ini menjadi salah satu situs bersejarah yang menarik untuk dikunjungi.

Baca juga: Benteng Sentosa, Mata-Mata Belanda di Kesultanan Ternate

Sejarah pembangunan nenteng

Fort Speelwijk adalah sebuah benteng pertahanan yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di pantai utara Provinsi Banten. 

Pembangunan benteng ini dimulai pada 1683.

Pemilihan nama Speelwijk diberikan sebagai tanda penghargaan kepada Gubernur Jenderal Cornelis Janszzon Speelman yang menjabat di Hindia Belanda pada periode 1681-1684.

Pembangunan Benteng Speelwijk sekaligus menjadi salah satu penanda era kejatuhan Kesultanan Banten.

Pada 1680-an, terjadi perselisihan kekuasaan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (Sultan Haji).

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang Belanda, memanfaatkan konflik.

VOC membantu Sultan Haji memegang kendali Kesultanan Banten dari 1683-1687.

Oleh karena itu, Belanda membangun Benteng Speewijk sebagai bagian dari pengawasan terhadap wilayah ini.

Benteng ini dibangun di atas reruntuhan tembok Keraton Surosowan pasca-penyerangan Sultan Ageng Tirtayasa.

Pada saat itu, Belanda menugaskan seorang arsitek bernama Hendrick Loocaszoon Cardeel sebagai perancang bangunannya.

Faktanya, proses pembangunan Benteng Speelwijk yang berlangsung selama empat tahun (1683 - 1686), telah memakan banyak korban.

Salah satu korbannya adalah etnis Tionghoa yang diperbudak selama proses pembangunan benteng.

Baca juga: Kemunduran Kesultanan Banten

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com