Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Bantuan yang Diberikan Turki Usmani kepada Aceh?

Kompas.com - 26/07/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada awal abad ke-16, bangsa Portugis berhasil menguasai wilayah Malaka.

Kedudukan bangsa Portugis di Malaka berimbas pada perubahan peta politik, ekonomi, dan budaya di kawasan tersebut.

Kerajaan Aceh, yang berpusat di ujung barat Pulau Sumatera, menganggap kehadiran bangsa Portugis sebagai ancaman bagi kemakmurannya.

Untuk mengusir bangsa Portugis, Kerajaan Aceh melakukan berbagai upaya, salah satunya meminta bantuan kepada Kekaisaran Ottoman atau Kesultanan Turki Usmani, yang saat itu dikenal sebagai imperium Islam terkuat di dunia.

Permintaan Kerajaan Aceh pun dikabulkan oleh sultan Ottoman.

Lantas, kenapa Turki membantu Aceh dan apa saja bantuan yang diberikan Turki Usmani kepada Aceh?

Baca juga: Apa Hubungan Aceh dengan Turki Usmani?

Hubungan Aceh dengan Turki Usmani

Pada 1560-an, Sultan Alauddin Riayat Syah yang memerintah Kerajaan Aceh mulai membangun hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Ottoman.

Sultan Alauddin beberapa kali mengirim utusannya ke Turki, begitu pula sultan Ottoman yang mengirim utusannya untuk melihat keadaan di Aceh.

Utusan Aceh yang diberangkatkan dengan membawa surat tidak hanya dibekali berbagai rempah-rempah untuk sultan Turki, tetapi juga mutiara, intan, dan rubi.

Dalam suratnya, Sultan Alauddin Riayat Syah mengungkap harapannya agar Aceh dijadikan wilayah vasal (bawahan) Kekaisaran Ottoman, permohonan meriam serta alat-alat perang, pasukan, dan tenaga ahli seperti pelatih kuda dan para insinyur yang ahli membuat benteng serta kapal perang.

Baca juga: Bukti Kerajaan Aceh Maju dalam Diplomasi

Surat Sultan Alauddin direspons oleh Sultan Salim II, yang baru saja naik takhta.

Sultan Salim II tidak menyetujui permintaan Aceh untuk menjadi salah satu vasalnya.

Kendati demikian, Sultan Salim II menyatakan akan memberi bantuan yang diperlukan serta berjanji armadanya akan dikirim ke Aceh untuk berperang mengalahkan bangsa Portugis dan merebut pulau-pulau yang dikuasainya.

Alasan sultan Turki membantu Aceh adalah komitmen untuk melindungi kaum Muslim dan hukum Islam dari pusaran bangsa Eropa (khususnya penguasa Kristen), dalam hal ini Portugis.

Bantuan yang diberikan Turki Usmani kepada Aceh

Permintaan bantuan tenaga ahli, pasukan, dan senjata yang diajukan Sultan Alauddin adalah dalam rangka menghadapi pasukan Portugis di Malaka yang telah canggih di bidang persenjataan dan kapal perang.

Baca juga: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Aceh

Dalam suratnya, Sultan Alauddin merinci senjata yang dibutuhkan oleh kerajaannya, yang terdiri dari bacaluska, sayka, dan havayi.

Bacaluska adalah meriam ukuran sedang yang pernah digunakan sultan Ottoman untuk merusak benteng, dan sayka adalah meriam pemuntah bola batu yang ukurannya sangat besar.

Sebagai imperium Islam terhebat saat itu, Kekaisaran Usmani memiliki semua yang diminta oleh sultan Aceh.

Untuk memenuhi permintaan Sultan Alauddin, Sultan Salim II mengirim prajurit Ottoman yang cakap dan loyal di bawah pimpinan komandan Kordoglu Hizir.

Kordoglu ditugaskan untuk membantu Sultan Alauddin merebut benteng Portugis di Malaka dan bersama pasukannya harus tunduk serta patuh kepada sultan Aceh.

Ilustrasi armada Kekaisaran Turki Usmani yang menuju Aceh pada abad ke-16.Wikimedia Commons Ilustrasi armada Kekaisaran Turki Usmani yang menuju Aceh pada abad ke-16.
Bersama Kardoglu, dikirim 15 kapal induk (kadirga) dan dua kapal perang (barca), ahli pembuat meriam, tujuh penembak meriam, senapan dan peralatan perang lainnya.

Pasukan yang dirikim ke Aceh sudah diberi upah lebih dulu oleh Sultan Salim.

Dengan bantuan yang dikirimkannya, Sultan Salim II berharap Kerajaan Aceh bersungguh-sungguh dalam berjuang atas nama Islam melawan intimidasi bangsa Portugis.

Guna menjamin kelancaran perjalanan armadanya menuju Aceh, Sultan Salim II juga memberi instruksi kepada para penguasa di wilayah vasal Ottoman seperti di Rhodes, Mesir, Yaman, Jeddah, dan Aden.

Baca juga: Kesultanan Utsmaniyah: Sejarah, Sultan, Kejayaan, dan Keruntuhan

Dapat dikatakan bahwa bantuan Sultan Ottoman kepada Kerajaan Aceh tidak hanya sebatas pasukan dan pemberian persenjataan siap pakai.

Pengiriman tenaga ahli berarti mentransmisikan keilmuan dan keterampilan Kekaisaran Utsmani di Aceh, khususnya di bidang militer dan pertahanan.

Oleh para ahli dari Turki, orang-orang Aceh diajari untuk menempa meriam sendiri.

Menurut catatan yang ditulis oleh Laksamana Portugis Fernao Mendes Pinto, armada Kesultanan Utsmaniyah yang pertama tiba di Aceh terdiri dari 300 pasukan yang terdiri dari orang Turki, Mesir, Swahili, Somalia dan India, serta sekitar 200 pelaut.

Armada yang dikirim oleh sultan Ottoman memang tidak semuanya sampai di Aceh, karena banyak di antaranya yang dialihkan untuk melawan pemberontakan di Yaman.

Pada 1566-1567, hanya dua kapal yang tiba di Aceh, sementara beberapa lainnya menyusul.

Terkait persenjataan, sejumlah sumber Eropa memberitakan bahwa pada 1620, sultan Aceh memiliki 2.000 meriam, di mana 800 di antaranya berukuran besar.

Meriam-meriam tersebut ada yang didapatkan langsung dari Kesultanan Turki Utsmani, ada pula yang dibuat di Aceh dengan arahan para tenaga ahli dari Turki.

 

Referensi:

  • Hakim, Lukman. (2022). Berebut Hegemoni di Selat Malaka: Peran Usmani dalam Konflik Militer Aceh-Portugis Tahun 1562-1640 M. Serang: Penerbit A-Empat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com