KOMPAS.com - Osman Ghazi atau dikenal sebagai Osman I adalah pendiri Kesultanan Utsmaniyah atau Kekaisaran Turki Ottoman.
Pada masa pemerintahannya, Osman I fokus melakukan penaklukan untuk membangun kerajaannya yang masih sangat kecil.
Perjuangannya pun tidak sia-sia. Pasalnya, Kesultanan Utsmaniyah terus berkembang hingga menjadi negara adidaya yang menguasai Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara.
Oleh karena itu, ia dianggap sebagai peletak dasar dinasti Islam di Turki yang berjaya selama lebih dari enam abad (1299-1924).
Baca juga: Kesultanan Utsmaniyah: Sejarah, Sultan, Kejayaan, dan Keruntuhan
Osman Ghazi lahir pada sekitar 1258 di Kota Sogut, yang terletak di barat laut Anatolia. Ayahnya yang bernama Erthugrul adalah kepala suku Kayi, yang masih keturunan Kabikah Oghuz.
Oleh karena itu, disebut bahwa bangsa Turki Usmani mula-mula adalah keturunan kabilah Oghuz berasal dari sebelah utara Tiongkok (Asia Tengah), yang lari untuk menghindari serangan tentara Mongol di bawah Genhis Khan.
Erthugrul lari hingga mencapai daerah Anatolia di Turki, yang saat itu di bawah kekuasaan Sultan Kayqubad I dari Kesultanan Rum.
Kesultanan Rum masih berada di bawah kekuasaan Dinasti Seljuk, yang kemudian membubarkan Kesultanan Rum dan membuat Anatolia pecah menjadi beberapa bagian.
Di tempat itu, Erthugrul berjanji setia kepada Sultan Kayqubad I, yang kemudian memberi izin untuk membangun pemukiman di Sogut, yang berbatasan dengan Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur.
Pada sekitar tahun 1281, Erthugrul meninggal dan pimpinan wilayah Sogut diteruskan oleh Osman.
Baca juga: Dinasti Seljuk, Pendiri Kekaisaran Islam Pertama di Turki
Sebagai pemimpin wilayah Sogut, Osman memiliki hubungan baik dengan tokoh sufi yang bernama Syekh Edebali.
Suatu ketika, Osman bermimpi ada bulan muncul dari dada Syaikh Edebali dan kemudian masuk ke dalam dadanya.
Setelah itu, dari pusarnya tumbuh pohon sangat rindang yang menaungi dunia. Di bawah pohon terdapat pegunungan yang mengalir air, di mana orang mengambil airnya untuk minum dan berkebun.
Osman pun menceritakan mimipinya itu kepada Syekh Edebali, yang kemudian ditafsirkan.
Adapun dalam tafsirnya, Syekh Edebali percaya bahwa mimpi itu meramalkan kerajaan masa depan Osman yang makmur.
Baca juga: Dampak Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Usmani