Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osman Ghazi, Pendiri Kesultanan Utsmaniyah

Kompas.com - 24/12/2021, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.comOsman Ghazi atau dikenal sebagai Osman I adalah pendiri Kesultanan Utsmaniyah atau Kekaisaran Turki Ottoman.

Pada masa pemerintahannya, Osman I fokus melakukan penaklukan untuk membangun kerajaannya yang masih sangat kecil.

Perjuangannya pun tidak sia-sia. Pasalnya, Kesultanan Utsmaniyah terus berkembang hingga menjadi negara adidaya yang menguasai Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara.

Oleh karena itu, ia dianggap sebagai peletak dasar dinasti Islam di Turki yang berjaya selama lebih dari enam abad (1299-1924).

Baca juga: Kesultanan Utsmaniyah: Sejarah, Sultan, Kejayaan, dan Keruntuhan

Kehidupan awal

Osman Ghazi lahir pada sekitar 1258 di Kota Sogut, yang terletak di barat laut Anatolia. Ayahnya yang bernama Erthugrul adalah kepala suku Kayi, yang masih keturunan Kabikah Oghuz.

Oleh karena itu, disebut bahwa bangsa Turki Usmani mula-mula adalah keturunan kabilah Oghuz berasal dari sebelah utara Tiongkok (Asia Tengah), yang lari untuk menghindari serangan tentara Mongol di bawah Genhis Khan.

Erthugrul lari hingga mencapai daerah Anatolia di Turki, yang saat itu di bawah kekuasaan Sultan Kayqubad I dari Kesultanan Rum.

Kesultanan Rum masih berada di bawah kekuasaan Dinasti Seljuk, yang kemudian membubarkan Kesultanan Rum dan membuat Anatolia pecah menjadi beberapa bagian.

Di tempat itu, Erthugrul berjanji setia kepada Sultan Kayqubad I, yang kemudian memberi izin untuk membangun pemukiman di Sogut, yang berbatasan dengan Kekaisaran Bizantium atau Romawi Timur.

Pada sekitar tahun 1281, Erthugrul meninggal dan pimpinan wilayah Sogut diteruskan oleh Osman.

Baca juga: Dinasti Seljuk, Pendiri Kekaisaran Islam Pertama di Turki

Mimpi Osman

Sebagai pemimpin wilayah Sogut, Osman memiliki hubungan baik dengan tokoh sufi yang bernama Syekh Edebali.

Suatu ketika, Osman bermimpi ada bulan muncul dari dada Syaikh Edebali dan kemudian masuk ke dalam dadanya.

Setelah itu, dari pusarnya tumbuh pohon sangat rindang yang menaungi dunia. Di bawah pohon terdapat pegunungan yang mengalir air, di mana orang mengambil airnya untuk minum dan berkebun.

Osman pun menceritakan mimipinya itu kepada Syekh Edebali, yang kemudian ditafsirkan.

Adapun dalam tafsirnya, Syekh Edebali percaya bahwa mimpi itu meramalkan kerajaan masa depan Osman yang makmur.

Baca juga: Dampak Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Usmani

Mendirikan Kesultanan Utsmaniyah

Setelah kematian ayahnya, Osman mengambil alih komando suku dan mengorganisir pasukannya untuk berperang melawan Bizantium.

Pada saat inilah, kekuatan Osman mulai terkenal dikalangan pengembara dan tentara bayaran yang kemudian bergabung di bawah kekuasaannya.

Bermodalkan kekuatan militer dan kecakapan memimpin, kekuasaan Osman semakin kuat.

Setelah Dinasti Saljuk runtuh, Usman I mendeklarasikan berdirinya Kesultanan Utsmaniyah di Turki pada 1299.

Ia lantas melakukan beberapa penaklukan terhadap wilayah-wilayah yang penting, salah satunya adalah Kota Yenisehir, yang kemudian dijadikan ibu kota Utsmaniyah yang pertama.

Baca juga: Daftar Sultan Turki Usmani

Perluasan wilayah

Pada 1302, setelah mengalahkan kekuatan Bizantium di dekat Nicea, Osman semakin mendesak pertahanan lawannya itu.

Khawatir dengan pengaruh Osman yang semakin besar, Bizantium pun secara bertahap meninggalkan pedesaan Anatolia.

Kendati demikian, Bizantium masih berusaha menahan ekspansi Ottoman, tetapi upaya mereka tidak terorganisir dengan baik.

Sementara itu, Osman terus memperluas kendalinya ke dua arah, bagian utara di sepanjang aliran Sungai Sakarya, dan barat daya menuju Laut Marmara.

Misi itu dapat diselesaikan pada 1308, dan dilanjutkan dengan penaklukan Efesos, di dekat Laut Aegea.

Baca juga: Suleiman I, Pembawa Kejayaan Kekaisaran Turki Usmani

Wafat

Menjelang akhir pemerintahannya, Kesultanan Utsmaniyah berupaya menaklukkan Kota Bursa.

Akan tetapi, Osman tidak turun langsung ke medan perang dan ia meninggal pada 1323, tepat setelah pertempuran di Bursa usai.

Osman I memerintah Kesultanan Utsmaniyah antara 1299 hingga tahun 1323. Ia kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Orhan.

Setelah kematiannya, Osman sempat dimakamkan di kampung halamannya di Sogut.

Namun, Orhan memindahkan makamnya ke Bursa, setelah berhasilkan menaklukkan kota tersebut dan menjadikannya ibu kota Utsmaniyah yang baru.

Setelah itu, Kesultanan Utsmaniyah terus berkembang pesat hingga runtuh pada tahun 1924.

 

Referensi:

  • Ash-Shallabi, Ali Muhammad. (2014). Bangkit dan runtuhnya khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com