Bisa jadi banyak kekurangan dari jamaah, tetapi satu orang saja yang mencapai pencerahan berakibat pada seratus ribu yang lain.
Dalam ajaran Buddhisme Mahayana ada istilah bodhisatwa (bodhisattva), yaitu seseorang yang sudah mencapai pencerahan karena olah batin yang matang dan berhak mencapai nirwana, atau kemulyaan, tetapi dia menundanya.
Penundaan ke kemulyaan itu dilakukan untuk menolong makhluk-makhluk lain di bumi ini. Maka bodhisatwa akan mengabdi pada kemanusiaan.
Menurut Buddhisme Tibet, semua Dalai Lama itu menjalankan bodhisatwa, mengabdi pada umat dan menyelamatkan mereka untuk bersama-sama meraih pencerahan.
Kira-kira dalam beberapa hal tertentu haji itu seperti itu. Bisa jadi para petugas haji, jangan-jangan banyak, tidak sempurna ibadahnya karena menjalankan sibuk melayani jamaah.
Tetapi semacam bodhisatwa hadir, yang memberi keselamatan bagi anggota jamaah lain yang kurang sempurna. Ibadah haji saling mengangkat.
Saya curiga, dalam sedikit menggunakan kacamata bodhisatwa, para petugas lah yang justru menjadi bodhisatwa, yang membuat para jamaah bisa beribadah dengan lancar dan layak.
Kira-kira bodhisatwa itu ya sama dengan enam orang dalam kisah mimpi Ali bin Muaqif itu. Enam orang itu bisa mengangkat jamaah lain untuk sah ibadahnya. Mungkin termasuk yang enam itu bisa dari unsur jamaah atau unsur petugas haji 2023. Tidak ada yang tahu.
Konsep manusia tercerahkan mengingatkan konsep lama filosof Jerman Friedrich Nietschze, tentang manusia super (ubermensch).
Manusia yang mencapai pembebasan dari rasionalitas, irasionalitas, kehendak kuasa, atau telah melampui kejahatan atau kebajikan.
Konon, Adolf Hitler salah menggunakan konsep itu untuk mendukung superioritas ras Arya. Konsep itu menjadi diskriminatif dan kejam.
Namun, Muhammad Iqbal menggubah konsep itu menjadi insan kamil (manusia paripurna) karena perannya sebagai khalifah (pemimpin) bagi alam semesta.
Manusia mempunyai tugas besar dalam membangun peradaban dunia. Manusia adalah penyelamat manusia dan alam ini.
Yang lebih tepat, saya kira, bodhisatwa ditemukan dalam konsep wali (kesempurnaan spiritual setelah zaman Nabi berakhir).
Konsep yang banyak diadopsi di Jawa dan suku-suku lain Nusantara. Wali, selain sakti, juga mempunyai peran besar dalam kesimbangan dunia.
KH Ahmad Bisri Mustofa Rembang (Gus Mus) dalam haul Buya Syafi’i Maarif di antara para seniman menyimpulkan bahwa Buya adalah wali. Rumusnya, tidak ada yang tahu tentang derajat wali seseorang, kecuali wali itu sendiri. Baik sangka saya, keduanya ya.
Haji mungkin bisa didekati dengan konsep wali, bodhisatwa, atau manusia paripurna yang terus berusaha memperbaiki dirinya dan sekitarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.