RODA sudah lama ditemukan manusia, sebagai alat bantu, kira-kira di era Sumeria lima ribu tahun yang lalu. Roda tua itu terbuat dari batu.
Mesir kuno dan Yunani kuno tentu menggunakan roda sebagai alat transportasi dengan dorongan manusia, kuda, atau kayu pendorong. China dan India juga.
Jam tangan kita, yang klasik bukan digital, juga beroda. Roda masih bertahan di kendaraan modern bermesin, alat derek tarik, dan semua teknologi tidak lepas dari bentuk roda.
Roda setelah ditemukan manusia dimodifikasi dari satu budaya ke budaya lainnya.
Jamaah haji 2023 ini penuh dengan kursi roda. Kementerian Agama membawa dari Indonesia untuk para lansia sekitar 6.184 kursi roda.
Di Mekkah ada 118 hotel. Masing-masing menyediakan kursi roda antara 10 sampai 115. Kadangkala jamaah juga membawa kursi roda pribadi dari Indonesia.
Roda temuan orang-orang Sumeria, di sekitar Iraq, masih membantu kelancaran ibadah haji lansia.
Jamaah haji lewat karom (kepala rombongan) mengoordinasikan jasa dorong resmi jamaah lansia. Di jalur tengah sa’i antara Shafa dan Marwa dipenuhi dorongan berlari cepat dengan petugas yang memakai rompi resmi.
Sisi kanan dan kiri berisi orang-orang berlari atau jalan biasa. Tiga jalur sibuk dan ramai dengan doa.
Etika dan moral manusia meningkat drastis. Terutama setelah masa damai manusia modern, yaitu diraihnya kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia, umat bumi menikmati peningkatan norma dan etika.
Etika baru yang tak terbayangkan dikembangakan: hak asasi dasar manusia dalam hidup, kesetaraan gender laki dan perempuan, pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Zaman kolonial Eropa dan pra-kolonial, yaitu kerajaan-kerajaan atau kekhalifahan Islam, hak hidup saja belum ada jaminan.
Penguasa berkehendak menghabisi nyawa faksi oposisi atau warga sendiri tanpa pertanggungjawaban.
Tentu dalam Kitab Suci semua agama, termasuk Al-Qur’an kita harus menghormati para orang tua, apalagi lansia: (al-Isra/17: 23), Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Efesus 1: 1-3).
Belajar dari Tri Hita Karana dalam Hinduisme: Parahyangan (Tuhan), Pawongan (sesama manusia), dan Palemahan (alam semesta).