Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Mekkah Kini dan Dulu

Kompas.com - 24/06/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mekkah saat ini dipenuhi dengan gedung-gedung pencakar langit bertingkat, bak kota-kota di Amerika, New York atau Chicago, misalnya.

Kota-kota Eropa cenderung mempertahankan bangunan-bangunan kuno, maka gedung-gedung menjulang tinggi sedikit mendapatkan tempat.

Eropa terasa klasik, Amerika dan Asia berlomba dengan arsitektur menjulang tinggi, seperti Hongkong, negera-negara Arab Teluk, Singapura, bahkan Jakarta.

Zamzam tower sangat mencolok, sebagai penanda kota. Jam yang sudah menyaingi menara Big Ben London. Bentuknya pun mirip. Kalimat takbir dan tasybihnya yang membedakan, dengan nyala hijau.

Dari arah terminal Syib Amir, Jiad, dan Bab Ali, menara itu menjulang melebihi gedung-gedung sekitar.

Di dalam area lantai satu Masjid Haram, Ka’bah dikitari orang-orang tawaf, Zamzam tower tetap tajam menusuk langit.

Di mana pun berada di Mekkah, Zamzam sebagai bintang penunjuk arah. Orang saling mencari kawan, di jalan tol jauh, dari arah hotel-hotel jamaah Indonesia di beberapa sektor, di antara bukit-bukit hitam yang terus dibabat dengan bulldozer.

Dari Mina pun terlihat. Masuk kota Mekkah dari arah banyak penjuru, Zamzam tower adalah petunjuk jalan. Dahulu mungkin Ka’bah lah penanda itu, walaupun tertutupi oleh bukit-bukit.

Mekkah di dalam wilayah provinsi Hijaz berganti-ganti terus yang mengurus administrasi dan pemeliharaannya.

Zaman Umayyah pernah terjadi perselisihan bahkan sampai sekitar Ka’bah, antara Abdullah bin Zubair (624-692 M) dan para khalifah Umayyah awal.

Setelah mendeklarasikan sebagai khalifah di Hijaz, sementara dinasti Umayyah tetap sebagai khalifah di luar itu, perang saudara tak terelakkan.

Mekkah dikuasai Abdullah bin Zubair sebagai tempat bertahan untuk menahan gempuran dari khalifah Yazid, Marwan, dan Abdul Malik bin Marwan.

Pada 692 kota ini dikepung oleh gubernur al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (661-714 M) dan Abdullah pun gugur. Kerusakan-kerusakan diberitakan dalam riwayat Tarikh, termasuk area Haram dan Ka’bah itu sendiri. Dinasti Umayyah membangun kembali.

Dalam banyak riwayat, kerusakan Ka’bah selama perang saudara itu cukup banyak, sehingga Abdullah bin Zubair semasa hidup pun memperbaiki, termasuk pecahnya batu hitam. Dinasti Umayyah tentu memodifikasi beberapa hal, termasuk bangunan sekitarnya.

Masa Abbasiyah yang menonjol adalah khalifah al-Mansur (714-775) yang meletakkan fondasi kota Baghdad. Mungkin setelah era beliau, beberapa kali perbaikan Ka’bah dilakukan.

Era Mameluk juga turut bertanggungjawab atas penjagaan Ka’bah. Setelah itu, masa Turki Utsmani pernah terjadi banjir yang berakibat kerusakan.

Sultan Sulaiman I dan Selim II dikabarkan menjaga dan memodifikasi. Tahun 1631 diperbaikilah area Haram setelah terjadi banjir.

Dalam kisah Sirah Nabawiyah, Nabi pun meletakkan kiswah setelah perbaikan pascabanjir. Membludaknya air karena hujan mendadak sepertinya terjadi beberapa kali di Mekkah sepanjang sejarah dan berakibat kerusakan dan konsekuensi perbaikan.

Pemerintah Saudi membangun area itu tidak pernah berhenti. Setiap berkunjung ke sini, selalu ada proyek perbaikan di dalam atau di luar area Haram.

Perluasan-perluasan untuk mengakomodasi jumlah jamaah haji dan umroh dunia yang terus membludak.

Bukit-bukit sekitar area Haram terus diratakan untuk bangunan. Foto-foto tua Ka’bah dengan bukit dan bangunan eksotis ala Turki Utsmani sudah tidak ada.

Era Islam awal, Ka’bah merupakan bangunan yang menonjol di kelilingi masjid. Saat ini Haram ditutupi oleh hotel-hotel tempat para jamaah menginap.

Hotel-hotel berkelas internasional tidak pernah sepi dari penghuni. Dari satu pemerintahan ke pemerintahan yang lain, selama seribu lima ratus tahun, ziarah ke Ka’bah tetap menjadi aktifitas utama.

Itu berimplikasi pada ekonomi, diplomasi global, dan perubahan Mekkah sebagai metropolitan.

Adalah kurang tepat membayangkan Mekkah semata sebagai pusat spiritualitas dan ibadah. Kota itu adalah tempat bertemunya banyak manusia, yang berdampak pada lingkungan. Bukit-bukit terus diratakan. Pohon-pohon ditanam.

Air Zamzam dialirkan di sekitar Haram atau sudah dimasukkan dalam botol kemasan siap saji. Bisnis perhotelan dan pesawat tidak pernah turun minatnya, apalagi sepi.

Berapa kontribusi para jamaah seluruh dunia pada perkembangan kota Mekkah? Berapa devisa negara Saudi dari pengaruh haji dan umroh dunia? Berapa perkasa posisi diplomasi internasional Saudi di antara negara-negara Muslim karena sebagai penjaga dua Haram?

Bentuk Ka’bah yang kotak, dalam bahasa latin cubus, sedangkan Yunaninya kubos, mirip-mirip bunyinya, tampaknya umum pada zaman kuno dan akhir era kuno.

Bentuk kubbah juga populer di Romawi dan Persia. Keduanya masih bisa dijumpai di bangunan Eropa kuno, klasik, dan modern. Kekhalifahan, kesultanan, dan emirate Islam pun masih mempertahankan dua bentuk itu.

Dahulu kala, di antara dua kekuatan emperium Romawi dan Persia, Mekkah menjadi penghubung dan daerah rebutan.

Catatan riwayat Islam merekam keruntuhan dua kekuatan dunia itu, dan munculnya dinasti-dinasti Islam.

Kini, negara-negara Muslim harus berlomba dengan perkembangan dunia yang cepat di antara Amerika, Eropa, China, Jepang, India dan malajunya ekonomi negara-negara Teluk.

Mekkah tempat bertemunya semua warga Muslim dari negara-negara damai dan konflik, kaya dan miskin, panas dan dingin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com