Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plot 20 Juli: Upaya Pembunuhan Hitler oleh Bawahannya

Kompas.com - 13/06/2023, 06:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hitler merupakan tokoh utama di balik kekejaman pasukan Nazi dan pecahnya Perang Dunia II.

Ketenaran Hitler sebagai pemimpin militer yang cerdik dan bengis, banyak tidak disukai oleh negara-negara lain termasuk bawahannya sendiri.

Beberapa upaya telah dilakukan oleh orang lain maupun bawahannya, namun upaya tersebut tidak pernah berhasil.

Baca juga: Adolf Hitler Bunuh Diri: Nyata atau Konspirasi?

Salah satu upaya pembunuhannya adalah ketika terjadi kekalutan dalam tubuh Nazi yang terdesak dalam Perang Dunia II.

Pasalnya, Hitler kala itu memaksa petinggi-petinggi tentara Jerman yang telah terdesak oleh gempuran tentara Sekutu agar tetap bertahan dan tetap melawan.

Para petinggi militer Jerman yang kala itu tak sependapat, merencanakan upaya pembunuhan pada Juli 1944 yang dikenal dengan Plot 20 Juli.

Baca juga: Partai Nazi: Berdirinya, Kepemimpinan Adolf Hitler, dan Pembubaran

Jerman dalam Dilema Perang Dunia II

Dimulai tahun 1942, Jerman telah terlibat dalam beberapa kali pertempuran, tak jarang pula Jerman kala itu mengalami kekalahan.

Di Perang Stalingrad, Jerman harus menerima kekalahan perang yang berakibat tewasnya 24 Jendral, 2.500 perwira dan 90.000 prajurit.

Demikian juga di Afrika, Jerman harus Kembali menanggung kekalahan dari pasukan Inggris di bawah pimpinan Rommel, dan beberapa kekalahan lainnya.

Beberapa kekalahan tersebut menimbulkan sikap pesimisme di kalangan petinggi militer lainnya yang lebih memilih untuk menandatangani perjanjian damai dengan sekutu daripada Jerman hancur.

Namun, tentu saja usulan tersebut ditolak oleh Hitler. Beberapa petinggi akhirnya menyusun gerakan pembunuhan terhadap Hitler.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II: Mengapa Terjadi dan Negara yang Terlibat

Para petinggi tersebut diantaranya adalah Jenderal Ludwig Beck, Marsekal Erwin von Witzleben seorang mantan Kepala Staf Wehrmacht, Marsekal Walter von Brauchitsch seorang mantan Panglima Angkatan Nazi.

Sebelum terjadinya Plot 20 Juli, telah ada lima upaya pembunuhan Hitler oleh kelompok tersebut, namun upaya itu selalu gagal.

Upaya pembunuhan pertamanya dilakukan pada 13 Maret 1943 dengan cara memanipulasi dua bom yang dibungkus botol minuman dan diselundupkan dalam pesawatnya Hitler.

Namun upaya tersebut gagal karena sumbu bom tersebut mati. Mereka kemudian merencanakan kembali hingga yang terakhir adalah pada 20 Juli 1944 yang kemudian melahirkan istilah Plot 20 Juli.

Baca juga: Akhir Perang Dunia II

Aksi Plot 20 juli

Kala itu kelompok anti-Hitler ini mengetahui rencana Hitler yang akan mendatangi konferensi militer di Rastenburg.

Mereka kemudian menyiapkan sebuah bom waktu dalam koper yang kemudian dititipkan kepada Brandt dan von Stauffenberg yang mengikuti konferensi tersebut.

Mereka kemudian izin keluar dengan dalih menelpon temannya, koper tersebut kemudian ditinggal di bawah meja.

Baca juga: Ketika Hitler Hentikan Pembunuhan Massal terhadap Kelompok Difabel

Beberapa saat kemudian koper itu meledak. Para komplotan ini meyakini bahwa Hitler telah mati dan bergegas kembali ke Berlin dengan upaya kudeta pemerintahan Nazi.

Dalam upaya kudeta tersebut, para petinggi Nazi yang semula meyakini kabar tersebut menerima informasi bahwa Hitler belum mati dan memerintahkan untuk menangkap komplotan plot 20 Juli.

Komplotan ini kemudian ditangkap dan ditembak mati oleh petinggi yang setia kepada Hitler. Untuk mengenang komplotan ini, kemudian lahirlah istilah Plot 20 juli.

Baca juga: Holocaust, Pembantaian Jutaan Yahudi oleh Hitler

Referensi:

  • Kartika. (2008). Pembebasan Prancis 6 Juni–25 Agustus 1944: Dari Pendaratan di Normandie Hingga Pembebasan Paris. (Skripsi: Universitas Indonesia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com