KOMPAS.com - Tragedi Trisakti 1998 merenggut nyawa empat mahasiswa Universitas Trisakti, Hendriawan Sie salah satunya.
Hendriawan Sie merupakan satu-satunya korban Tragedi Trisakti yang berasal dari luar Pulau Jawa, yakni Kalimantan.
Seperti halnya tiga korban lain, Hendri meninggal tidak lama setelah terkena tembakan peluru tajam aparat di bagian tubuhnya yang vital, pada 12 Mei 1998 petang.
Berikut biografi Hendriawan Sie.
Baca juga: Heri Hertanto, Korban Tragedi Trisakti 1998
Hendriawan Sie merupakan putra semata wayang pasangan Hendrik Sie dan Karsiah, yang lahir di pada 3 Maret 1978.
Ketika lulus SMA pada 1996, Hendri memutuskan untuk meninggalkan kota kelahirannya di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Ia memilih merantau ke Jakarta dan melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti.
Pengalaman merantau di ibu kota disambut dengan krisis ekonomi yang melanda Asia pada 1997.
Memasuki awal 1998, situasi di Indonesia memanas akibat krisis ekonomi, yang mendorong mahasiswa untuk melakukan demonstrasi guna menuntut reformasi dan lengsernya Presiden Soeharto yang telah menjabat selama 32 tahun.
Baca juga: Elang Mulia Lesmana, Mahasiswa yang Gugur dalam Tragedi Trisakti
Pada 12 Mei 1998, sekitar 6.000 massa yang terdiri dari mahasiswa, staf, dan dosen, melakukan long march dari Universitas Trisakti menuju Gedung DPR/MPR.
Namun, aksi damai mereka diadang oleh barikade Polri yang bersenjata lengkap.
Hingga sore hari, negosiasi tidak membuahkan hasil, sehingga dosen membujuk mahasiswa untuk mundur.
Ketika massa demonstrasi yang gagal menyuarakan aspirasinya bergerak mundur, aparat mengikuti mereka.
Situasi menjadi tidak terkendali setelah aparat mulai mengejar, memukul, melempar gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam ke arah demonstran.
Massa pun berhamburan berusaha menyelamatkan diri. Akan tetapi, aparat tetap agresif, bahkan mengejar dan melepas tembakan hingga area dalam Kampus Trisakti.
Nahas bagi Hendriawan Sie, ia tertembak saat berada di balik pagar di lingkungan kampusnya.
Baca juga: Hafidin Royan, Pahlawan Reformasi 1998
Tembakan aparat mengenai bagian tubuhnya yang vital, yakni di area leher.
Hendriawan segera dibawa ke Rumah Sakit Sumber Waras, tetapi nyawanya tidak bertahan lama.
Hendriawan Sie menjadi satu dari empat korban Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998.
Jenazah Hendriawan Sie dikebumikan di TPU Islam Al-Kamal, Jakarta Barat, pada 13 Mei 1998.
Pada peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-60, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menganugerahkan Bintang Jasa Pratama kepada Hendriawan dan tiga korban Tragedi Trisakti lainnya, yakni Elang, Hafidin, dan Heri Hertanto.
Selain itu, mereka yang menjadi korban Tragedi Trisakti diberi penghargaan sebagai Pahlawan Reformasi sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No. 057/TK/2005.
Di sisi lain, dua setengah dekade Tragedi Trisakti berlalu, upaya penyelesaian kasus ini masih terkatung-katung.
Ibu Hendri, Karsiah, ketika menghadiri upacara peringatan Tragedi Mei 1998 pada 2016 lalu sempat menyatakan kekecewaannya kepada pemerintah.
Baca juga: 4 Mahasiswa yang Gugur dalam Tragedi Trisakti
Karsiah mengaku hidupnya hanya ditanggung oleh Universitas Trisakti, setelah suaminya menyusul putra semata wayang mereka kembali ke pangkuan Tuhan.
"18 tahun hidup saya berat, sudah tidak punya anak, tidak punya suami, hanya ditanggung dari Universitas Trisakti," ujar Karsiah seusai upacara peringatan Tragedi Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta Barat, Kamis (12/5/2016), seperti dikutip Kompas Stori dari Kompas Megapolitan, Jumat (12/5/2023).
Hingga kini, Karsiah dan orang tua tiga korban Tragedi Trisakti lainnya masih menunggu pemerintah memberikan keadilan bagi anak-anak mereka.
Referensi:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.