Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Adat Suku Besemah Sumatera Selatan yang Penuh Falsafah

Kompas.com - 05/05/2023, 21:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Ghumah baghi pada umumnya berukuran 7x7 m atau 8x8 m terdiri dari dua bagian utama, yaitu rumah inti dan dapur yang dihubungkan oleh gahang atau semacam gang.

Sebagaimana rumah pada umumnya, ghumah baghi memiliki jendela, pintu, plafon, dinding, tangga, dan atap, tetapi tetap memiliki kekhasan tersendiri.

Baca juga: 3 Tempat Wisata di NTT untuk Lihat Rumah Adat yang Masih Asli

Tradisi mendirikan ghumah baghi

Dalam mendirikan atau membangun rumah adat, masyarakat Suku Besemah memiliki rentetan tradisi sejak sebelum dimulainya pembangunan, proses pembangunan, hingga selesai.

Sebelum mendirikan bangunan, pemilik rumah akan bermusyawarah terlebih dahulu bersama keluarganya guna memperjelas status tanah yang akan digunakan.

Biasanya dalam musyawarah ini, pemilik rumah juga akan mengundang Jurai Tuwe, yaitu sesepuh desa yang merupakan pemimpin tradisional di sana.

Tradisi lain yang dilaksanakan dalam rencana pembangunan rumah adalah bahan-bahan yang sudah terkumpul, khususnya kayu, harus direndam terlebih dahulu minimal 40 hari.

Baca juga: Mengenal Suku, Bahasa, Rumah Adat, dan Pakaian di Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya, orang yang memiliki hajat akan mengundang masyarakat untuk menggelar syukuran atau peringatan bahwa akan diadakan pembangunan rumah.

Umumnya, dalam proses hajatan tersebut, pemilik rumah diwajibkan untuk mengundang para tukang yang akan mengerjakan pembangunan rumah.

Ada beberapa tradisi dalam proses pembangunan, seperti Sedekah Negah Ka Tiang yang merupakan ritual sedekah ketika mendirikan tiang rumah.

Ada pula Sedekah Nunggah Mubungan, sebuah ritual sedekah ketika sampai pada tahap pemasangan bubungan rumah.

Terakhir, ada Sedekah Nunggu Ghumah, yaitu sedekah selamatan setelah rumah berdiri dan siap dihuni.

Tentunya, rentetan tradisi tadi memiliki makna yang dalam, mulai dari hubungan sosial, hubungan manusia dengan alam, serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

Baca juga: Rumah Adat Jew Milik Suku Asmat yang Hanya Dimasuki Laki-laki untuk Musyawara

Referensi:

  • Jumhari & Hariadi. (2014). Identitas Kultural Orang Besemah Di Kota Pagaralam. Padang: Badan Pelestarian Nilai Budaya Padang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com