Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Ketupat, Tradisi Unik Menjelang Ramadhan

Kompas.com - 06/04/2023, 21:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Setelah itu, barulah acara inti akan dimulai. Perang ini dibagi menjadi dua kelompok yang tidak jelas aturan jumlahnya, tetapi harus seimbang.

Kelompok pertama berada di daratan dan kelompok kedua berada di laut, sedangkan kedua dukun duduk bersila di tengahnya sebagai penengah.

Sebelum perang benar-benar dimulai, kedua dukun itu akan membaca mantra terlebih dahulu hingga dukun laut kerasukan arwah leluhur.

Dukun laut yang kerasukan akan memberikan ceramah terlebih dahulu kepada masyarakat Tampilang.

Ketika telah usai, barulah kedua kelompok diminta bersiap, lalu mereka akan diberi ketupat masing-masing 10 buah.

Perang ketupat ini akan dibiarkan berlangsung hingga kondisi kedua belah pihak mulai memanas.

Ketika telah memanas, sang dukun akan memberikan aba-aba berhenti.

Biasanya, perang ketupat ini berlangsung selama tiga ronde, kemuian dukun akan menghentikan perang dan meminta mereka untuk bersalaman dan berpelukan kembali.

Baca juga: Sejarah dan Arti Kata Kiai

Setelah berakhirnya perang ketupat, masih ada sesi tambahan yang tidak termasuk dalam rangkaian acara perang ketupat, yaitu setiap rumah membuka pintu sebagai simbol mepersilakan bersilaturahmi dan makan seadanya sesuai dengan yang disediakan tuan rumah.

Nilai penting dalam tradisi ini adalah menjalin kerukunan antar masyarakat di Tampilang.

Sebab, kemarahan pasti akan muncul dalam bersosial, tetapi tradisi ini mengajarkan caranya berdamai.

Tradisi perang ketupat telah dilaksanakan masyarakat Tampilang sejak 1883, tetapi tidak diketahui pasti kapan dimulainya.

Baca juga: Riwayat Sandal Bakiak

Referensi:

  • Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama R. 2018. Ensiklopedia Islam Nusantara Edisi Budaya. Jakarta Pusat: Kemenag RI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com