Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Agama Kristen di Korea Selatan

Kompas.com - 14/03/2023, 19:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Pada 1882, Amerika Serikat berusaha melindungi para misionaris dari pembantaian dengan memasukkan klausul perlindungan bagi misionaris mereka dalam Perjanjian Persahabatan dan Perdagangan dengan Korea.

Perjanjian tersebut membawa hasil menggembirakan dan para misionaris Protestan dari AS pun berdatangan ke Korea.

Namun, mereka hanya diperkenakan menjadi tenaga medis dan pengajar, karena Dinasti Joseon masih melarang penyebaran agama Kristen.

Baca juga: Raja Jungjong, Reformis dari Joseon

Horace Allen, adalah misionaris pertama yang membuat Raja Gojong terkesan dengan teknik pengobatannya yang tidak dikenal di Korea.

Allen kemudian diizinkan membuka fasilitas pengobatan ala Barat, yang kemudian berkembang menjadi institusi medis modern pertama di Korea dengan nama Rumah Sakit Severance, yang saat ini beralamat di Seoul, Korea Selatan.

Karena dilarang menyebarkan ajaran agama, misionaris Protestan awalnya lebih banyak berperan dalam perkembangan dunia medis dan pendidikan di Korea.

Sejumlah universitas ternama Korea saat ini bahkan berakar dari sekolah para misionaris AS dari abad ke-19.

Memasuki abad ke-20, penyebaran Protestan mulai bisa masuk ke sekolah-sekolah.

Dari situlah, Kristen Protestan berkembang di masyarakat dan mengalahkan pengaruh Katolik yang lebih dulu masuk di Korea.

Baca juga: Sejarah Islam di Korea

Perkembangan pesat agama Kristen di Korea

Pada 1910, Korea dikuasai oleh Jepang. Selama pendudukan Jepang yang berlangsung hingga 1945, umat Kristen diidentikan sebagai pejuang kemerdekaan Korea.

Pada 1919, umat Katolik mendirikan Ulmindan, sebuah gerakan pro-kemerdekaan.

Selain itu, penolakan umat Kristen untuk menyembah Kaisar Jepang, menjadi katalis utama yang menghubungkan ajaran Kristen dengan nasionalisme Korea.

Meski penolakan umat Kristen didasari alasan teologis, bukan politik, mereka menjadi simbol perlawanan dan bangkitnya nasionalisme Korea.

Sebelum Korea terpecah dua dalam Perang Korea (1950-1953), sekitar 60 persen umat Kristen tinggal di Utara.

Semasa perang, mereka banyak yang melarikan diri ke Selatan dan setelah itu agama Kristen terus berkembang pesat di Korea Selatan.

Namun, pada era ini pula, sekte-sekte yang berdasar agama Kristen bermunculan di Korea Selatan.

Saat ini, Kristen menjadi agama terbesar di Korea Selatan. Dari 51,5 juta populasi Korsel, 9,6 juta di antaranya adalah pemeluk Protestan dan 3,9 juta lainnya adalah umat Katolik.

Sementara itu, lebih dari setengah populasi negara Korea Selatan tercatat tidak terafiliasi dengan agama atau tidak beragama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com