Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Menggagas Serangan Umum 1 Maret 1949?

Kompas.com - 01/03/2023, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

Oleh karena itu, sebagai komandan Wehrkreise yang memiliki wewenang untuk melakukan prakarsa, Soeharto memutuskan mengadakan serangan pendahuluan pada Februari terhadap pos-pos Belanda di luar kota, sebelum memerintahkan pasukannya melaksanakan serangan umum, yang ia tentukan dilaksanakan pada 1 Maret.

Baca juga: Tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949

Paparan Soeharto didukung oleh Djatikusumo, komandan sektor 041 yang membawahi Yogyakarta Utara dan Timur sampai batas Magelang dan Surakarta.

Djatikusumo menamakan Soeharto sebagai arsitek serangan itu, bahkan mempertanyakan bagaimana mungkin Sri Sultan Hamengkubuwono IX bisa merancang serangan karena tidak memiliki ilmu ketentaraan.

Sejumlah tokoh berpendapat bahwa ada banyak sumber terkait peristiwa Serangan Umum 1 Maret yang menunjukkan indikasi penonjolan diri yang berlebihan oleh Soeharto dengan mengaburkan peran dari tokoh-tokoh lain.

Pasalnya dalam biografi Soeharto versi Roeder, diungkap bahwa sebelum serangan umum dilakukan, Soeharto kerap menyusup ke Keraton Yogyakarta guna berdiskusi dengan Sultan, yang menjadi satu-satunya figur di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda.

Hendrobujono, selaku abdi dalem keraton, pernah menyatakan kesaksiannya yang sering mengantarkan Soeharto menemui Sultan.

Baca juga: Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Hal itu juga disangkal Soeharto dalam autobiografinya, yang menyatakan bahwa pertemuannya dengan Sultan dilakukan setelah serangan umum, tepatnya pada Mei 1949 guna membicarakan masalah penyerahan kekuasaan oleh Belanda.

Setelah kekuasaan Orde Baru pudar, kritik semakin kuat bahwa penulisan teks sejarah tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 di masa Orde Baru banyak yang mengkultuskan peranan Soeharto.

Siapa penggagas Serangan Umum 1 Maret sebenarnya?

Buku Serangan Umum 1 Maret 1949 DI Yogyakarta: Latar Belakang dan Pengaruhnya buatan Seskoad yang terbit pada 1989 menggambarkan suatu paralel antara prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Letkol Soeharto.

Buku tersebut menyebutkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Letkol Soeharto sama-sama mendengar pemancar radio luar negeri terkait masalah Indonesia di PBB, dan keduanya berpendapat bahwa Sidang DK PBB merupakan kesempatan baik.

Baca juga: De-Soekarnoisasi, Upaya Soeharto Melemahkan Pengaruh Soekarno

Penulis Belanda, Dr. L De Jong dalam bukunya, Het Koninkrijk der Nederlanden in de Twede Wereldoorlog, menyatakan bahwa setelah mendengar DK PBB akan sidang lagi pada permulaan Maret, Sri Sultan Hamengkubuwono IX membuat rencana supaya mengadakan serangan besar-besaran terhadap Yogyakarta.

Sedangkan Nasution dalam bukunya, Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 2 A, tidak menjelaskan siapa yang menggagas Serangan Umum 1 Maret 1949.

Nasution hanya mengatakan bahwa serangan itu ada kaitannya dengan instruksi rahasia Kolonel Bambang Soegeng, Panglima Komando Divisi III Jawa Tengah, kepada Letkol Soeharto agar mengadakan serangan besar-besaran terhadap ibu kota (Yogyakarta) antara 25 Februari dan 1 Maret 1949.

Dalam rekaman wawancara Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan wartawan Radio BBC London pada 1986 diungkap mengenai latar belakang dan proses serangan umum.

Sultan mengatakan apa yang akhirnya menjadi alasannya untuk melakukan Serangan Umum 1 Maret 1949.

Baca juga: Alasan Soeharto Dapat Memimpin Selama 32 Tahun

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com