Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

Para Ilmuwan Nazi Diangkut ke Amerika Serikat

Kompas.com - 06/01/2023, 09:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

NASIB ilmuwan Nazi yang tertangkap oleh pihak Sekutu jauh lebih baik daripada nasib para politikus elite Nazi. Para politikus elite Nazi harus menjalani pengadilan di Nurnberg dan sebagian besar dari mereka harus mengakhiri hidupnya di tiang gantungan.

Sebaliknya, para ilmuwan Nazi mendapat perlakuan khusus dan direkrut oleh militer Amerika Serikat (AS) melalui operasi inteligen yang dikenal dengan nama Operation Paperclip. Menurut Gary J Beach dalam The US Technology Skills Gap (2013), motif mendesak di balik operasi intelijen ini adalah ketertinggalan AS dalam bidang teknologi khususnya roket, kimia, dan biologi.

Operation Paperclip itu berhasil memboyong lebih dari 1.600 ilmuwan Nazi ke AS untuk dipekerjakan di dalam penelitan-penelitian militer.

Baca juga: Jerman Hukum Nenek 97 Tahun yang Pernah jadi Sekretaris Kamp Nazi

Pada 16 Desember 1944 pukul 15.23, Jerman berhasil meluncurkan roket V2 yang menghantam Kota Antwerpen Belgia dan menelan korban jiwa 567 orang. Ini adalah ancaman serius bagi tentara Sekutu.

Keseriusan ancaman tersebut terlihat jelas dari perkataan Panglima Tertinggi Tentara Sekutu, Jenderal Dwight D Eisenhower. "Seandainya saja, Jerman berhasil menyempurnakan dan menggunakan senjata baru ini enam bulan yang lalu, invasi kita ke Eropa akan menjadi sangat sulit, atau bahkan mustahil," kata Eisenhower (Jacobsen, 2014).

Daya ledak roket V-2 ternyata tidak hanya menggetarkan nyali tentara sekutu, tetapi juga memantik kekaguman atas kemajuan teknologi roket yang dikembangkan para ilmuwan Nazi. Operasi intelijen pun dilancarkan untuk mengulik informasi terkait teknologi roket V-2.

Militer Inggris melancarkan operasi intelijen dengan sandi Operation Backfire untuk memburu semua informasi terkait roket V-2. Pihak AS juga melakukan operasi intelijen yang kurang lebih serupa.

Pada 6 Juli 1945, militer Amerika Serikat melancarkan Operation Overcast dengan misi untuk mengangkut para ilmuwan Nazi ke AS. Misi ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi demi kepentingan militer.

Jumlah ilmuwan yang dipekerjakan dibatasi hanya 340 orang. Setelah misi selesai, mereka akan dikembalikan ke Jerman. Tidak berselang lama, Operation Overcast berganti nama menjadi Operation Paperclip.

Presiden Harry Truman menyetujui perekrutan para ilmuwan Nazi di dalam Operation Paperclip dengan mengecualikan ilmuwan yang menjadi anggota atau pendukung aktif Nazi.

Kebijakan Operation Paperclip berbeda dengan Operation Overcast. Dalam Operation Paperclip, dibuka peluang untuk menetap bagi para ilmuwan Nazi dan menjadi warga negara AS bersama dengan keluarga mereka.

Kendali Operation Paperclip berada di bawah Joint Intelligence Objectives Agency (JIOA) bersama dengan Office of Strategic Services (OSS), cikal bakal CIA.

Operasi intelijen perekrutan ilmuwan Nazi itu terdengar oleh beberapa kalangan dan memancing penolakan. Beberapa tokoh yang bereaksi keras terhadap ide Operation Paperclip antara lain Albert Einstein, Richard Neuberger, dan Stephen S Wise.

Salah satu telegram protes yang diterima Presiden Hary Truman berbunyi, "Kami yakin bahwa mereka (ilmuwan Nazi) berpotensi membawa kebencian rasial dan agama.” - (Lasby, 1966) Akan tetapi, Harry Truman tidak menghiraukan protes tersebut.

Kehebohan Kasus Dr Walter Schreiber (1893-1970)

Salah satu nama ilmuwan yang sempat menghebohkan publik AS adalah Dr Walter Schreiber. Perekrutan dilakukan tidak seperti yang dibayangkan oleh Presiden Truman. Banyak nama-nama yang direkrut ternyata adalah pendukung dan anggota aktif dari Nazi dan SS. Tidak sedikit pula nama-nama yang direkrut memiliki track record kejahatan kemanusiaan selama Perang Dunia II.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com