Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Ilmuwan Nazi Diangkut ke Amerika Serikat

Sebaliknya, para ilmuwan Nazi mendapat perlakuan khusus dan direkrut oleh militer Amerika Serikat (AS) melalui operasi inteligen yang dikenal dengan nama Operation Paperclip. Menurut Gary J Beach dalam The US Technology Skills Gap (2013), motif mendesak di balik operasi intelijen ini adalah ketertinggalan AS dalam bidang teknologi khususnya roket, kimia, dan biologi.

Operation Paperclip itu berhasil memboyong lebih dari 1.600 ilmuwan Nazi ke AS untuk dipekerjakan di dalam penelitan-penelitian militer.

Pada 16 Desember 1944 pukul 15.23, Jerman berhasil meluncurkan roket V2 yang menghantam Kota Antwerpen Belgia dan menelan korban jiwa 567 orang. Ini adalah ancaman serius bagi tentara Sekutu.

Keseriusan ancaman tersebut terlihat jelas dari perkataan Panglima Tertinggi Tentara Sekutu, Jenderal Dwight D Eisenhower. "Seandainya saja, Jerman berhasil menyempurnakan dan menggunakan senjata baru ini enam bulan yang lalu, invasi kita ke Eropa akan menjadi sangat sulit, atau bahkan mustahil," kata Eisenhower (Jacobsen, 2014).

Daya ledak roket V-2 ternyata tidak hanya menggetarkan nyali tentara sekutu, tetapi juga memantik kekaguman atas kemajuan teknologi roket yang dikembangkan para ilmuwan Nazi. Operasi intelijen pun dilancarkan untuk mengulik informasi terkait teknologi roket V-2.

Militer Inggris melancarkan operasi intelijen dengan sandi Operation Backfire untuk memburu semua informasi terkait roket V-2. Pihak AS juga melakukan operasi intelijen yang kurang lebih serupa.

Pada 6 Juli 1945, militer Amerika Serikat melancarkan Operation Overcast dengan misi untuk mengangkut para ilmuwan Nazi ke AS. Misi ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi demi kepentingan militer.

Jumlah ilmuwan yang dipekerjakan dibatasi hanya 340 orang. Setelah misi selesai, mereka akan dikembalikan ke Jerman. Tidak berselang lama, Operation Overcast berganti nama menjadi Operation Paperclip.

Presiden Harry Truman menyetujui perekrutan para ilmuwan Nazi di dalam Operation Paperclip dengan mengecualikan ilmuwan yang menjadi anggota atau pendukung aktif Nazi.

Kebijakan Operation Paperclip berbeda dengan Operation Overcast. Dalam Operation Paperclip, dibuka peluang untuk menetap bagi para ilmuwan Nazi dan menjadi warga negara AS bersama dengan keluarga mereka.

Kendali Operation Paperclip berada di bawah Joint Intelligence Objectives Agency (JIOA) bersama dengan Office of Strategic Services (OSS), cikal bakal CIA.

Operasi intelijen perekrutan ilmuwan Nazi itu terdengar oleh beberapa kalangan dan memancing penolakan. Beberapa tokoh yang bereaksi keras terhadap ide Operation Paperclip antara lain Albert Einstein, Richard Neuberger, dan Stephen S Wise.

Salah satu telegram protes yang diterima Presiden Hary Truman berbunyi, "Kami yakin bahwa mereka (ilmuwan Nazi) berpotensi membawa kebencian rasial dan agama.” - (Lasby, 1966) Akan tetapi, Harry Truman tidak menghiraukan protes tersebut.

Kehebohan Kasus Dr Walter Schreiber (1893-1970)

Salah satu nama ilmuwan yang sempat menghebohkan publik AS adalah Dr Walter Schreiber. Perekrutan dilakukan tidak seperti yang dibayangkan oleh Presiden Truman. Banyak nama-nama yang direkrut ternyata adalah pendukung dan anggota aktif dari Nazi dan SS. Tidak sedikit pula nama-nama yang direkrut memiliki track record kejahatan kemanusiaan selama Perang Dunia II.

Dr Schreiber merupakan salah satu nama yang terlibat secara langsung dalam kejahatan medis di Kamp Konsentrasi Ravenburg. Salah satu kejahatan yang banyak dilakukan oleh dokter-dokter Nazi adalah eksperimen paksa terhadap manusia yang seringkali berakhir dengan kematian atau bahkan pembantaian.

Tahun 1951, Dr Schreiber tiba di AS dan dipekerjakan di US Air Force School of Aviation Medicine di Texas. Keberadaan Dr Schreiber di AS terendus oleh Dr Leopold Alexander yang merupakan konsulan ahli dalam pengadilan penjahat perang Nazi di Nurnberg.

Dr Leopald Alexander inilah yang kemudian membocorkan keberadaan Dr Schreiber di AS kepada wartawan Boston Globe (Jacobsen, 2014).

Untuk meredakan kehebohan akibat terbongkarnya keberadaan Dr Walter Schreiber, pihak intelijen AS membujuk sang dokter untuk pergi meninggalkan AS. Dr Schreiber bersedia meninggalkan AS dan bermigrasi ke Argentina.

Pilihan ini diambil agar keberadaan para ilmuwan Nazi yang lain tetap tidak terpantau oleh publik AS.

Alibi Wernher von Braun (1912-1977)

Salah satu perekrutan Operation Paperclip yang paling tenar adalah Wernher von Braun. Siapakah dia? Von Braun adalah seorang genius yang berada di balik keberhasilan pendaratan pesawat Apollo 11 di Bulan pada 21 Juli 1969.

Von Braun sebelumnya merupakan anggota partai NSDAP dan merupakan orang yang dekat Hitler. Pada usia 22 tahun, von Braun berhasil mendapatkan gelar doktor fisika dari Friedrich-Wilhelms-Universitat Berlin.

Kejeniusan Von Braun juga dimanfaatkan rezim Nazi untuk memimpin pengembangan proyek senjata roket. Pengerjaan proyek itu menelan korban nyawa sekitar 20.000 tawanan (O’Brien & Sears, 2011).

Von Braun menyerahkan diri pada tentara AS pada sekitar Mei 1945. Von Braun adalah salah satu orang penting yang dicari-cari oleh pihak intelijen AS berkaitan dengan informasi pengembangan senjata roket Nazi.

Pada pertengahan September 1945, von Braun tiba di AS. Pada awalnya sang ilmuwan ini bekerja dalam pengembangan senjata roket dan kemudian bekerja di bawah NASA dalam pengembangan penerbangan luar angkasa. Tahun 1955, von Braun mendapatkan kewarganegaraan AS.

Di dalam korespondensinya dengan Alan Fox, von Braun menjelaskan disposisi pribadinya sebagai seorang ilmuwan ketika masih bekerja di bawah Nazi. Korespondensi ini dipicu oleh pernyatan yang menyangsikan kredibilitas moral sang ilmuwan.

Fox mengatakan, "Saya tidak dapat mengerti kenapa orang seperti Anda tidak menggunakan pengaruh dan posisi yang Anda miliki selama Perang Dunia II untuk mencoba menyelamatkan orang-orang Yahudi… Saya menghormati kehebatan Anda sebagai seorang ilmuwan, tetapi tidak menghormati Anda sebagai seorang manusia sampai Anda menjelaskan kenapa Anda hanya diam saat itu.“ - (Ward, 2009).

Pernyataan ini cukup keras dan menohok. Von Braun membalas pernyataan tersebut dengan menjelaskan disposisi dirinya saat itu. Dia mengatakan, "Ketika itu, saya hanyalah seorang insinyur muda yang tidak begitu tertarik dengan urusan politik dan lebih banyak menyibukkan diri dengan penelitian saya tentang potensi penerbangan ruang angksa dan eksperimen roket."

Von Braun menggambarkan dirinya sebagai ilmuwan yang apolitis. Perihal pembataian orang Yahudi, von Braun mengatakan, "Pertama… saya tidak mengetahui kekejaman yang dilakukan pemerintahan Jerman terhadap orang Yahudi… Kedua, meskipun memiliki jabatan penting dalam proyek pengembangan roket tantara Jerman, saya tidak memili pengaruh politik terhadap siapa saja yang berada di luar area Peenemuende.“

Apakah von Braunn memang tidak mengetahui terjadinya pembantaian dan eksploitasi tahanan Yahudi? Pernyataan sang ilmuwan masih menyisakan kecurigaan karena pengembangan roket V-2 yang dia pimpin memakan korban kurang lebih 20.000 jiwa.

Berkaitan dengan keterlibatannya dalam pengembangan senjata roket, von Braun mengatakan, "Saya hanya akan berkata demikian: ketika negara Anda berada dalam situasi perang, ketika sahabat-sahabat Anda berguguran, ketika keluarga Anda terus-menerus dalam bahaya, ketika bom-bom meledak di sekitar Anda, dan ketika Anda kehilangan rumah Anda sendiri, konsep perang yang adil menjadi samar dan asing, dan Anda aku berusaha untuk membalas dengan setimpal atau bahkan lebih dari apa yang Anda dan sahabat-sahabat Anda alami.“ (Ward, 2008).

Sang ilmuwan menjawab dengan cukup diplomatis. Ini adalah argumen versi nasionalisme ala Kumbokarno.

Von Braun ingin mengatakan bahwa pengabdiannya kepada rezim Nazi adalah soal nasionalisme dan solidaritas sebagai bangsa Jerman dan bukan karena ideologi Nazi atau sosok Hitler.

Sosok von Braun memang cukup kontroversial. Banyak orang mengagumi pencapaiannya sebagai ilmuwan. Akan tetapi jejak masa lalunya tetaplah tidak pudar. Von Braun dianggap sebagai seorang oportunis yang siap menjual dirinya kepada siapa saya yang sama-sama terobsesi dengan pengembangan teknologi luar angkasa (Neufel, 2002).

Barangkali, obsesi pribadi adalah hal yang paling penting bagi von Braun, sedangkan persoalan politik tidak begitu dihiraukan sejauh obsesi pribadi dapat terpenuhi.

Persoalan Tanggung Jawab Moral

Tanggung jawab moral dan obsesi keilmuan adalah dua tema yang sering kali dipisahkan satu sama lain. Van Braun barangkali mewakili pandangan para ilmuwan Nazi yang direkrut dalam Operation Paperclip dan sebagian ilmuwan juga yang memisahkan tanggung jawab moral dengan obsesi keilmuan.

Tetapi ini bukanlah gambaran keseluruhan seorang ilmuwan. Masih banyak ilmuwan yang tidak memisahkan antara tanggung jawab moral kemanusian dengan obsesi keilmuan.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/06/094657179/para-ilmuwan-nazi-diangkut-ke-amerika-serikat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke