Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Mana Kiblat Umat Islam yang Pertama Kali?

Kompas.com - 21/12/2022, 21:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber NU Online

KOMPAS.com - Kabah merupakan bangunan suci di tengah-tengah Masjidil Haram di Mekkah yang dijadikan sebagai kiblat salat bagi umat Islam.

Dalam sejarah Islam, Kabah rupanya bukan kiblat pertama yang dituju umat Islam saat menjalankan salat.

Lantas, di mana kiblat pertama umat Islam ketika menyembah kepada Allah SWT?

Baca juga: Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad

Di mana kiblat orang Islam yang pertama?

Kiblat umat Islam yang pertama kali adalah Baitul Maqdis atau Masjid Al Aqsa di Kota Lama Yerusalem.

Sejarah mencatat, selain menjadi bagian dari peristiwa Isra Miraj, Masjid Al Aqsa juga merupakan kiblat pertama umat Islam.

Dalam beberapa riwayat disebut bahwa Allah memerintahkan salat dan menghadap Baitul Maqdis untuk menghindari berhala.

Ketika perintah salat turun, Masjidil Haram belum berupa bangunan masjid dan Kabah masih dipenuhi dengan berhala yang jumlahnya mencapai ratusan.

Berhala-berhala tersebut disembah oleh kaum kafir Quraisy di Mekkah.

Apabila Nabi Muhammad melaksanakan salat dengan menghadap Kabah, maka akan menjadi kebanggaan kaum kafir Quraisy seolah Rasulullah mengikuti mereka.

Umat Muslim menjadikan Baitul Maqdis sebagai kiblat selama berbulan-bulan, bahkan hingga Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.

Beberapa riwayat menyebut Masjid Al Aqsa dijadikan sebagai kiblat selama 16 bulan, tetapi ada pula yang menyebut 17 bulan.

Baca juga: Mengapa Kaum Kafir Quraisy Melakukan Pemboikotan terhadap Umat Islam?

Kenapa kiblat dipindahkan?

Pada periode awal dakwah Nabi Muhammad di Madinah, muncul keresahan akan arah kiblat.

Keresahan Nabi Muhammad dijawab Allah dengan turunnya surat Al Baqarah ayat 142-145.

Lewat ayat tersebut, Allah memerintahkan untuk memindahkan kiblat ke Kabah di Masjidil Haram.

Menurut para ahli tafsir, alasan kiblat dipindahkan dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram didasari oleh banyak faktor, berikut di antaranya.

  • Ejekan dari kaum Yahudi yang menuding Nabi Muhammad dan umat Islam mengikuti kiblat mereka.
  • Kabah dibangun oleh leluhur Nabi Muhammad, yakni Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai bapak para nabi, sebagai tempat ibadah manusia.
  • Keinginan untuk membersihkan Kabah dari aktivitas yang tidak membawa maslahat, seperti contohnya tempat penyembahan berhala, dan mengembalikannya sebagai pusat aktualisasi ibadah kepada Allah.
  • Keinginan Nabi Muhammad untuk menambah kemuliaan Masjidil Haram yang terletak di Mekkah, kota kelahirannya.

Perintah tentang peralihan kiblat ini turun pada bulan Syaban tahun 2 Hijriah. Sejak itu hingga sekarang, Kabah menjadi kiblat salat umat Islam di seluruh dunia.

 

Referensi:

  • El-Fikri, Syahruddin. (2014). Sejarah Ibadah. Jakarta: Republika Penerbit.
  • Holis. (2018). Hisab Arah Kiblat. Pamekasan: Duta Media Publishing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com