KOMPAS.com - Dalam skala waktu geologi, Zaman Kuarter merupakan periode terakhir di era Neozoikum.
Periode ini diduga berlangsung sekitar 2,5 juta tahun lalu hingga sekarang.
Zaman Kuarter dibagi ke dalam dua masa, yakni Kala Pleistosen (2,588 juta tahun lalu-11.700 tahun lalu) dan Kala Holosen (11.700 tahun lalu hingga sekarang).
Zaman Pleistosen mengalami dua periode, yang disebut dengan zaman glasial dan interglasial.
Masa glasial dan interglasial saling silih berganti yang berlangsung sekitar 600.000 tahun.
Lantas, apa perbedaan kondisi bumi saat zaman glasial dan interglasial?
Baca juga: Zaman Kuarter: Pembagian dan Ciri-cirinya
Zaman Pleistosen juga disebut sebagai Zaman Diluvium atau zaman es yang diperkirakan berlangsung sekitar 600.000 tahun lalu.
Sebab, pada masa ini kondisi bumi masih tidak stabil dan es kutub berulang kali mengalami perluasan hingga menutup sebagian besar benua Asia, Amerika, dan Eropa bagian utara.
Periode ini disebut dengan zaman glasial, masa ketika permukaan air laut mengalami penurunan sehingga es akan meluas dan menutupi sebagian besar negara di dunia.
Salah satu akibat dari meluasnya es adalah sebagian flora dan fauna akan punah atau terpaksa berpindah tempat.
Baca juga: Pembabakan Masa Prasejarah Berdasarkan Geologi
Sementara itu, zaman interglasial adalah masa ketika suhu panas naik sehingga banyak es akan mencair.
Pada periode interglasial dengan temperatur yang panas, es di kutub dan pegunungan akan mencair sehingga menambah volume air laut dan mengakibatkan permukaan air laut menjadi naik.
Setidaknya, ada empat periode glasial pokok yang berselang seling dengan periode interglasial, yaitu Gunz, Mindel, Riss, dan Wurm.
Fenomena global fluktuasi muka laut ini pun tentu memberi dampak bagi lingkungan dan kehidupan manusia pada masa itu.
Naik-turunnya permukaan air laut yang tidak menentu menimbulkan perubahan-perubahan paleogeografi kepulauan berupa penyempitan dan perluasan daratan.
Kenaikan muka laut akan mempersempit daratan sehingga mengurangi ketersediaan sumber daya lingkungan.
Sementara itu, jika permukaan air laut turun akan mempengaruhi aktivitas dan mobilitas manusia dan makhluk hidup lainnya, termasuk binatang.
Referensi: