Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapakah Nama Asli Pangeran Diponegoro?

Kompas.com - 15/11/2022, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan nasional yang pernah memimpin Perang Diponegoro (1825-1830) melawan Belanda.

Perang Diponegoro atau Perang Jawa, menjadi salah satu perang tersulit dan terbesar yang pernah dihadapi Belanda selama pendudukannya di Indonesia.

Apabila ditelusuri asal-usulnya, Pangeran Diponegoro bukanlah nama aslinya yang didapatkan sedari lahir.

Lantas, siapa nama asli Pangeran Diponegoro?

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Nama asli Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro lahir di Keraton Yogyakarta pada 11 November 1785 dengan nama Bendara Raden Mas Mustahar.

Ia merupakan putra Raden Mas Surojo atau Sultan Hamengkubuwono III dan seorang selir bernama Raden Ayu Mangkarawati, yang berasal dari Pacitan.

Pada 1805, nama Bendara Raden Mas Mustahar diganti oleh sang kakek, Sultan Hamengkubuwono II, menjadi Raden Mas Ontowiryo.

Ketika ayahnya resmi naik takhta pada 1812 menjadi Sultan Yogyakarta dengan gelar Sultan Hamengkubuwono III, Raden Mas Ontowiryo dinobatkan sebagai pangeran dengan nama Pangeran Harya Dipanegara.

Sejak saat itu, Raden Mas Ontowiryo dipanggil Pangeran Diponegoro.

Baca juga: Apa yang Dilakukan Belanda untuk Mengatasi Perlawanan Diponegoro?

Gelar Pangeran Diponegoro

Sejak muda, Raden Mas Ontowiryo memilih untuk meninggalkan aktivitas di Keraton Yogyakarta dan hanya melakukan audiensi kepada Sultan pada hari-hari besar.

Keputusan itu diambil karena ia tidak senang melihat meluasnya budaya Barat di keraton yang tidak sesuai dengan budaya Jawa dan nilai-nilai Islam, ketimpangan sosial-ekonomi akibat kebijakan Belanda, serta konflik antarbangsawan di Kesultanan Yogyakarta.

Sejak mengundurkan diri dari kehidupan politik kerajaan, Pangeran Diponegoro tinggal di Tegalrejo, di tanah yang diwarisi dari nenek buyutnya, janda Sultan Hamengkubuwono I.

Pangeran Diponegoro memilih fokus melakukan pengembaraan fisik dan spiritual, serta mendalami agama Islam.

Dalam pengembaraan spiritualnya, Pangeran Diponegoro kerap menyepi di gua, mengikuti jejak Nabi Muhammad sebelum menjadi rasul.

Sampai pada puncaknya, Pangeran Diponegoro mengubah namanya menjadi Ngabdul Kamid atau Abdul Hamid dan kerap menggunakan pakaian serba putih, setelah bertekad merebut Jawa dari Belanda.

Baca juga: Siapa Saja Tokoh yang Membantu Perang Diponegoro?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com