KOMPAS.com - Gua Selarong merupakan gua bersejarah yang menyimpan cerita Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda antara 1825-1830.
Pasalnya, gua ini menjadi tempat persembunyian Pangeran Diponegoro setelah Belanda membakar kediamannya di Tegalrejo.
Di dalam Gua Selarong inilah, Pangeran Diponegoro merancang strateginya melawan Belanda.
Letak gua ini berada di Dusun Kembangputihan, Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Konon, pada masa Perang Diponegoro atau Perang Jawa, Gua Selarong tidak kasat mata dan terlihat buntu apabila dilihat dari luar.
Namun, Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya bisa keluar masuk, seakan gua ini memiliki pintu gaib untuk bersembunyi.
Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya
Perang besar Pangeran Diponogoro melawan Belanda disebabkan oleh banyak hal.
Salah satu sebab khususnya adalah pencabutan patok-patok jalan yang di pasang Belanda di lahan milik Pangeran Diponegoro.
Belanda, yang ingin membuat rel kereta api, dengan sengaja dan tanpa izin memasang patok di lahan Pangeran Diponegoro yang terdapat makam para leluhurnya.
Akibat keberaniannya mencabut patok-patok yang dipasang Belanda, kediaman Pangeran Diponegoro yang berada di Tegalrejo pun diserbu dan dibakar pada Juli 1825.
Namun, saat pasukan Belanda yang dipimpin oleh Residen Chevallier sampai, Pangeran Diponegoro telah pergi bersama istri dan pasukannya.
Pangeran Diponegoro berlari ke arah barat hingga menemukan sebuah gua yang dirasa aman, yang tidak lain adalah Gua Selarong.
Baca juga: Sebab Khusus Terjadinya Perang Diponegoro
Kepergian Pangeran Diponegoro ke Gua Selarong pun diikuti oleh kaum bangsawan dari keraton.
Bangsawan keraton yang mengikuti jejak Pangeran Diponegoro adalah keturunan dari Sultan Hamengkubuwono I, II, dan III, yang berjumlah 77 orang.
Pangeran Diponegoro segera membangun pertahanan di Gua Selarong dan menyusun strategi pembalasan terhadap Belanda.