Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Mencetuskan Istilah Pandu dan Kepanduan?

Kompas.com - 11/11/2022, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Gerakan Pramuka merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting dan menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Sejarah Pramuka di Indonesia diawali dengan munculnya gerakan kepanduan pada masa pergerakan nasional.

Kepanduan di Indonesia diadakan pertama kali pada 1912 sebagai bagian dari organisasi kepanduan Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di negeri Belanda.

Istilah kepanduan muncul setelah Belanda melarang penggunaan istilah padvinder oleh organisasi kepanduan di Indonesia.

Lantas, siapakah yang mencetuskan nama pandu dan kepanduan?

Baca juga: Siapa Pencipta Lagu Hymne Pramuka?

Agus Salim, pencetus istilah kepanduan

Tokoh yang mencetuskan istilah kepanduan adalah Agus Salim, pejuang kemerdekaan yang pernah menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia.

Sejarah gerakan kepanduan di Indonesia tidak lepas dari gagasan Baden Powell tentang gerakan pembinaan pemuda di Inggris, yang menyebar ke berbagai negara, salah satunya Belanda.

Di Belanda, gerakan pembinaan pemuda disebut sebagai padvinder, yang kemudian dibawa masuk ke wilayah jajahannya, Indonesia.

Pada 1912, Belanda membentuk gerakan kepanduan di Indonesia sebagai bagian dari organisasi kepanduan Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) di negeri Belanda.

Organisasi yang kemudian berubah nama menjadi Nederlandsch Padvinder Vereeniging (NPV) ini hanya terbuka untuk murid-murid sekolah Eropa.

Pada 4 September 1917, NPV berubah menjadi Nederlandsch Indische Padvinder Vereeniging (NIPV), dengan sedikit anggota dari golongan pemuda Indonesia.

Baca juga: Sejarah dan Makna Tunas Kelapa sebagai Lambang Pramuka

Pada 1916, Pangeran Mangunegoro VII mendirikan perkumpulan kepanduan pertama bagi anak-anak Indonesia di Solo, Jawa Tengah, dengan nama Javaansche Padvinders-Organisatie (JPO).

Setelah itu, para pemimpin gerakan nasional membentuk organisasi-organisasi kepanduan yang bertujuan membentuk manusia yang baik sekaligus menjadi kader pergerakan nasional.

Hasilnya, selain JPO, muncul bermacam-macam organisasi kepanduan seperti Jong Java Padvindery (JJP), Nationale Islamitsche Padvindery (NATIPIJ), dan Sarekat Islam Afdeling Padvindery (SIAP).

Melihat banyaknya organisasi kepanduan di Indonesia, Belanda mulai melarang penggunaan istilah padvinders dan padvinderij.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com