Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Keterlibatan CIA dalam Peristiwa G30S

Kompas.com - 01/10/2022, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Keterlibatan CIA dalam upaya pelengseran Soekarno dan pemberantasan PKI, baru diungkap oleh Duta Besar Amerika Serikat pengganti Howard Jones, yakni Marshall Green, dan agen CIA Edward Masters, setelah dua dekade kemudian.

Dukungan AS untuk Soeharto

Kemunculan Soeharto yang tampil bak pahlawan pasca-peristiwa G30S pun disebut tidak luput dari dukungan CIA.

Dukungan AS dalam penumpasan PKI di Indonesia terendus dari pertemuan rahasia antara Marshall Green dengan Soeharto, seorang agen CIA bernama McAvoy, dan Adam Malik yang belum lama dipecat Soekarno dari jabatan Duta Besar Indonesia untuk Rusia.

Mereka disebut membahas rencana untuk membebaskan Indonesia dari komunisme karena Soekarno dianggap terlalu lemah dalam menangani PKI.

Marshall Green kemudian memerintahkan agar 14 walkie yang ada di Kedutaan Besar Amerika Serikat diserahkan kepada Soekarno jika terjadi keadaan darurat.

Peralatan tersebut sekaligus menjadi alat sadap bagi Kedutaan Besar Amerika Serikat.

AS juga memberikan pasokan medis senilai 500.000 dolar AS yang bisa dijadikan uang tunai.

Bantuan itu disebut sebagai dukungan tersembunyi AS untuk Soeharto pada tahap awal.

Baca juga: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S

Selain itu, AS menurunkan peralatan komunikasi yang sangat maju dengan cuma-cuma untuk militer Indonesia.

Soal dukungan untuk Soeharto, Marshall Green menuliskan optimismenya dalam pesan telegram kepada pemerintah AS, yang berbunyi seperti berikut ini:

"Keinginan kami untuk membantunya dengan cara ini, menurut saya akan menggambarkan dukungan kami atas perannya dalam upaya tentara yang anti-PKI, dan meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara dia dan tentara. Kemungkinan bahwa dukungan kami akan terdeteksi atau terungkap sangat minimal."

Sebelum pecahnya G30S, Kolonel Latief yang menjadi salah satu komandan G30S, pernah menyampaikan kepada Mayjen Soeharto terkait kecemasan soal isu adanya Dewan Jenderal yang hendak menggulingkan Presiden Soekarno.

Namun, Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat, disebut mengabaikan peringatan tersebut.

Latief juga mengatakan, Pangdam Jaya Mayjen Umar Wirahadikusumah dan Pangdam Brawijaya Mayjen Jenderal Basoeki Rachmat, juga memilih bergeming ketika mendengar laporan terkait Dewan Jenderal.

Alhasil, pecahlah G30S yang salah satunya dikomandani Letkol (Inf) Untung Samsuri.

Sebagai perwira Tjakrabirawa, pasukan pengawal Soekarno, Untung memprakarsai gerakan untuk mencegah penggulingan sang presiden.

Mereka kemudian berencana menculik tujuh orang jenderal yang diduga terlibat dalam Dewan Jenderal.

Sedianya, ketujuh jenderal itu hendak dipanggil untuk dihadapkan kepada Soekarno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com