Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menerka Keterlibatan CIA dalam Peristiwa G30S

Kompas.com - 01/10/2022, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Namun, entah kenapa perintah penjemputan ketujuh jenderal itu berubah menjadi "tangkap hidup atau mati".

Jalannya Gerakan 30 September pun tidak sesuai dengan yang mereka rencanakan.

Dalam sidang di Mahkamah Militer, Kolonel Latief memberikan pembelaan terhadap aksi tersebut.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief seperti dicatat oleh Julis Pour dalam buku G30S, Fakta atau Rekayasa.

"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basoeki Rachmat), kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno," ujar Latief.

Pembantaian PKI

Tidak selesai pada Gerakan 30 September, CIA juga diduga menjadi aktor di balik layar dalam pembantaian ratusan ribu orang yang dituding sebagai anggota atau simpatisan PKI di berbagai daerah Indonesia.

Setelah pecahnya G30S, Duta Besar AS Marshall Green mengirim telegram ke negaranya yang berisi pesan "We did what we had to do...".

Soeharto kala itu segera menyimpulkan bahwa G30S didalangi oleh PKI. Tak lama setelah itu, operasi penumpasan terhadap orang-orang PKI pun dilancarkan.

Lantas apa peran Amerika Serikat dalam peristiwa kelam itu?

Dubes Marshall Green menyatakan, AS memiliki lebih banyak informasi soal PKI daripada pemerintah Indonesia.

Baca juga: Apakah PKI Masih Ada?

Kedubes AS dan CIA kemudian disebut memberikan daftar tersebut kepada pemerintah Indonesia. Di antaranya, ada data ribuan tentara yang terafiliasi dengan PKI.

Orang-orang yang ada dalam daftar tersebut lantas dieksekusi tanpa melewati proses peradilan.

Bukan hanya itu, AS juga memberikan jip dan senjata untuk melancarkan rencana eksekusi terhadap tokoh-tokoh PKI.

Mereka juga memasang perangkat radio Collins KWM-2 yang saat itu paling canggih di pasaran, demi membantu komando militer di Jakarta berkomunikasi dengan basisnya di daerah-daerah.

 

Pembantaian massal terhadap orang-orang PKI pun meluas di berbagai daerah. Ironisnya, banyak juga orang-orang yang bukan PKI atau hanya dituduh simpatisan partai tersebut, turut menjadi korban pembantaian keji tersebut.

 

Sumber:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com