Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negara-negara Jajahan Inggris

Kompas.com - 09/09/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Kedatangan Inggris di Brunei didorong oleh adanya pengaruh kolonialisme yang terjadi di beberapa wilayah di Asia Tenggara.

Awalnya, Inggris tidak berniat menaklukkan Brunei karena wilayah jajahan mereka sudah banyak.

Orang Inggris pertama yang datang ke Brunei adalah James Brooke, seorang petualang yang lahir di India.

Pada 1839, James Brooke sampai di Sarawak dan berusaha menolong Sultan Brunei menumpas sebuah pemberontakan.

Sebagai imbalannya, James Brooke diangkat sebagai Rajah Putih dari Sarawak di Kalimantan Barat dan kemudian mengembangkan daerah kekuasaannya sendiri.

James Brooke menjadi Rajah Putih pertama Kerajaan Sarawak yang menjabat sejak 18 Agustus 1842 hingga 11 Juni 1868.

Baru satu tahun menjabat, Brooke terlibat konflik dengan Sultan Brunei, Sultan Saifuddin II yang dimenangi Inggris pada 1843.

Akibatnya, Sultan Saifuddin II harus mengakui kemerdekaan Sarawak.

Sejak saat itu, Inggris semakin gencar memperluas wilayah kekuasaannya.

Pada 1877, Inggris juga memaksa Brunei menandatangani perjanjian penyewaan sisa wilayah Sabah.

Wilayah Brunei yang tadinya luas semakin lama semakin kecil karena dikuasai oleh Inggris.

Pada 1888, Brunei resmi menjadi negara lindungan pemerintah Britania Raya.

Seiring berjalannya waktu, Brunei perlahan-lahan mulai berdiri sebagai pemerintahan sendiri.

Pada 1959, ditulis sebuah undang-undang baru dan mencanangkan Brunei sebagai negara yang memerintah secara mandiri.

Kendati begitu, hubungan luar negeri, keamanan, dan pertahanan masih tetap dipegang oleh Inggris.

Akhirnya, pada 4 Januari 1979, Brunei Darussalam dan Britania Raya sepakat menandatangani perjanjian persahabatan dan kerja sama baru.

Pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam resmi merdeka dari Inggris.

 

Referensi:

  • Wright, Leight R. (1966). Historical Notes on the Nort Borneo Dispute. The Journal of Asian Studies. Vol. 25, No. 3, Mei 1966.
  • Iqbal, Uqbah. Nordin Hussin. dkk. (2014). Sejarah Perkembangan Nasionalisme Melayu Sebelum Kemerdekaan. Munich: BookRix.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Peran Sunan Ampel dalam Mengembangkan Islam di Indonesia

Stori
Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Stori
Sejarah Penemuan Angka Romawi

Sejarah Penemuan Angka Romawi

Stori
7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

7 Organisasi Persyarikatan Muhammadiyah

Stori
Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Natipij, Organisasi Kepanduan Islam Era Hindia Belanda

Stori
7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

7 Situs Sejarah di Kabupaten Kediri

Stori
Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com