Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deterjen, Dahulu Lemak Direbus dengan Abu

Kompas.com - 04/09/2022, 22:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deterjen adalah perlengkapan rumah tangga berbentuk cairan atau bubuk untuk mencuci pakaian.

Sejarah deterjen atau sering disebut juga sebagai sabun ternyata berasal sejak tahun sebelum masehi (SM).

Orang Babilonia pada catatan prasasti dan literatur sejarah sudah membuat sabun pada tahun 2800 SM.

Ilustrasi sabun cuci piring. FREEPIK/FREEPIK Ilustrasi sabun cuci piring.

Catatan menunjukkan, dahulu, sabun adalah lemak yang melewati perebusan dengan abu.

Perkembangan sejarah menunjukkan bahwa bahan dasar lemak yang direbus dengan abu mengalami penambahan mulai dari garam alkali hingga minyak zaitun.

Baca juga: Mahasiswa UB Ciptakan Deterjen Ramah Lingkungan dari Bahan Ini

Di masa modern, deterjen juga berasal dari bahan berbasis kelapa sawit.

Ilustrasi minyak sawit. SHUTTERSTOCK/Nirapai Boonpheng Ilustrasi minyak sawit.

Sementara itu, menurut Andrico Immanuel, Senior Product Manager SoKlin Pewangi, pada Minggu (4/9/2022) di Jakarta menyebut bahwa salah satu fungsi deterjen sebagai perlengkapan mencuci pakaian juga mendapatkan tambahan berbagai bahan pewangi.

SoKlin Pewangi Active Sport dilengkapi teknologi anti-gerah dan anti-odor protection 48 jam dengan antibacterial beads pada peluncuran di Senayan Park, Pulau Satu, Jakarta, Minggu (4/9/2022).
Kompas.com/JOSEPHUS PRIMUS SoKlin Pewangi Active Sport dilengkapi teknologi anti-gerah dan anti-odor protection 48 jam dengan antibacterial beads pada peluncuran di Senayan Park, Pulau Satu, Jakarta, Minggu (4/9/2022).

Tambahan bahan kimia lazimnya berfungsi untuk melembutkan pakaian yang dicuci.

Tambahan itu, sebagaimana produk SoKlin Pewangi Active Sport, adalah teknologi anti-gerah dan anti-odor protection 48 jam dengan antibacterial beads.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com