Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak Kapan Nilai Religius Dikenal oleh Bangsa Indonesia?

Kompas.com - 18/08/2022, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Selain itu, orang-orang yang meyakini animisme percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal dunia bisa masuk ke dalam tubuh hewan.

Oleh karena itu, animisme juga disebut sebagai kepercayaan manusia pada leluhur.

Masyarakat penganut animisme meyakini bahwa orang-orang yang sudah meninggal dianggap sebagai yang maha tinggi dan mampu menentukan nasib atau mengatur segala perilaku manusia.

Oleh sebab itu, agar masyarakat bisa terhindar dari kemarahan roh leluhur biasanya diadakan sebuah ritual tertentu.

Baca juga: Kepercayaan Animisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

Dinamisme

Selanjutnya adalah dinamisme, yakni kepercayaan yang menganggap bahwa pohon dan batu besar memiliki kekuatan gaib.

Dinamisme berasal dari bahasa Yunani, dunamos, yang berarti kekuatan atau daya.

Kesimpulannya, dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda-benda tertentu yang diyakini mempunyai kekuatan gaib, sehingga benda itu akan dihormati dan dikeramatkan.

Contoh benda-benda yang dikeramatkan adalah api, batu, air, pohon, dan binatang.

Baca juga: Kepercayaan Dinamisme: Pengertian, Sejarah, dan Contohnya

Totemisme

Bentuk religius yang terakhir ada totemisme, yaitu bentuk kepercayaan terhadap adanya daya atau sifat ilahi yang termuat di dalam sebuah benda atau makhluk hidup selain manusia.

Benda atau makhluk hidup yang disembah ini disebut sebagi totem, bisa berupa burung, ikan, hewan, dan tumbuhan.

Totemisme berasal dari kata dotem, yakni sebuah istilah yang digunakan oleh orang Algonquin di Amerika Utara, untuk menunjuk sebuah klan tertentu.

Tradisi ibadah yang dilakukan masyarakat penganut totemisme adalah dengan merawat hewan atau tumbuhan suci yang mereka sembah.

Selama mereka hidup, tidak ada satupun hewan atau tumbuhan yang akan mereka lukai atau bunuh, karena sudah dijadikan sebagai totem.

 

Referensi:

  • Anom, I.G.N. Sugiyanti, Sri. Hasibuan, Hadniwati. (1996). Hasil Pemuharan dan Temuan Beda Cagar Budaya PJP I. Jakarta: Dirjen Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com