Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kyai Modjo, Jenderal dan Guru Spiritual Pangeran Diponegoro

Kompas.com - 05/08/2022, 20:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Selain itu, ayahnya yang memiliki pondok pesantren juga dikelola oleh Kyai Modjo hingga memiliki banyak pengikut.

Bersama pengikutnya, Kyai Modjo menggalang gerakan antipemurtadan yang marak di kalangan bangsawan keraton.

Ia memiliki cita-cita akan munculnya pemerintahan Islam yang menguasai Pulau Jawa.

Terlibat Perang Jawa

Pada 1925, ketika Pangeran Diponegoro terlibat konflik dengan pemerintah kolonial Belanda, Kyai Modjo turut membantu.

Ia bergabung dan membantu Pangeran Diponegoro sejak hari pertama pasukan Pangeran Diponegoro tiba di Gua Selarong.

Di Gua Selarong, Kyai Modjo dan Pangeran Diponegoro bermusyawarah untuk menjalankan siasat perang gerilya melawan Belanda.

Selain itu, Kyai Modjo berperan menjadi wakil Diponegoro dalam perundingan penting dengan Belanda pada 29 Agustus 1827 di Klaten.

Sejak bergabung dengan Pangeran Diponegoro, Kyai Modjo berhasil merekrut banyak tokoh berpengaruh, termasuk 88 orang kiai desa, 11 orang syekh, 18 orang pejabat urusan agama (penghulu, khatib, juru kunci, dan lain-lain), 15 orang guru mengaji, dan puluhan orang ulama.

Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti Bagelen, Kedu, Mataram, Pajang, Madiun, dan Ponorogo.

Selain itu, Kyai Modjo mengubah stigma Belanda yang menganggap perjuangannya bersama Pangeran Diponegoro dari cap pemberontak menjadi perang suci.

Kyai Modjo menilai bahwa apa yang diperjuangkannya adalah untuk melawan orang-orang kafir yang menjadi musuh Islam.

Berpisah dengan Pangeran Diponegoro

Kyai Modjo bahu-membahu berjuang melawan Belanda dari 1825 hingga 1828.

Pada 1828, Kyai Modjo mulai tidak sepaham dengan Pangeran Diponegoro yang dinilai menyimpang dari Islam.

Baca juga: Sejarah dan Hakikat Otonomi Daerah di Indonesia

Kyai Modjo berpendapat bahwa Pangeran Diponegoro menggunakan legitimasi konsep Ratu Adil atau juru selamat dalam kampanye merekrut pasukan.

Selain itu, Pangeran Diponegoro mengaku memperoleh tugas suci dari Tuhan yang didapatnya saat bersemedi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com