Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Palang Merah Indonesia

Kompas.com - 02/08/2022, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Palang Merah Indonesia (PMI) resmi berdiri pada 17 September 1945. Palang Merah di Indonesia dibawa dari Belanda di era kolonial.

PMI merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan yang berkomitmen untuk memberi pelayanan terbaik kepada rakyat Indonesia tanpa memandang status apapun.

Pelayanan PMI sendiri terbagi ke dalam lima kategori, sebagai berikut:

  • Penanganan bencana
  • Pelayanan sosial dan kesehatan
  • Karya pembinaan relawan dan generasi muda
  • Pelayanan transfuse darah
  • Diseminasi kepalangmerahan dan Hukum Perikemanusiaan Internasional

Berikut ini sejarah Palang Merah Indonesia.

Baca juga: Biografi J Leimena, Menteri Kesehatan Penggagas Puskesmas

Masa kolonial

Pendirian Palang Merah Indonesia (PMI) dimulai pada era kolonial Belanda, tepatnya tanggal 21 Oktober 1873, di mana didirikan organisasi bernama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK).

Selama NIRK berdiri, organisasi ini berfungsi seperti layaknya sebuah organisasi kemanusiaan.

Namun, ada kalanya NIRK lebih mementingkan kebutuhan orang-orang Belanda dibanding warga anak jajahan.

Kondisi inilah yang kemudian memicu sebagian tokoh pejuang ingin mendirikan organisasi palang merah sendiri, walaupun saat itu Indonesia belum merdeka.

Perjuangan pendirian PMI pun dimulai pada awal tahun 1932, yang dipelopori oleh dr. RCL Senduk dan dr. Bahder Djohan.

Kedua tokoh ini secara bersama-sama membuat rancangan awal pembentukan PMI.

Akan tetapi, sewaktu diajukan ke NIRK pada 1940, usulan ini ditolak.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, usulan pendirian PMI kembali diajukan, tetapi kembali ditolak.

Pada masa pendudukan Jepang, NIRK dibubarkan dan berganti nama menjadi Nederlands Rode Kruiz Afdeling Indie (NERKAI) pada 31 Desember 1945.

Masa kemerdekaan Indonesia

Pada 3 September 1945, setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno memerintahkan Menteri Kesehatan RI, dr. Buntaran Martoatmodjo, membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Dua hari setelahnya, Dr. Buntara membentuk Panitia Lima, yang terdiri atas dr. R. Mochtar, dr. Bahder Djohan, dr. Djoehana Wiradikarta, dr. Marzuki, dan dr. Sitanala.

Tujuan pembentukan Panitia Lima adalah untuk mempersiapkan pendirian Palang Merah Indonesia.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, akhirnya PMI berhasil dibentuk pada 17 September 1945.

Wakil Presiden Mohammad Hatta pun ditunjuk untuk menjadi ketua pertama PMI dan wakilnya adalah dr. R. Boentaran Martoatmodjo.

Baca juga: Peran Mohammad Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Awal pendirian PMI

PMI yang baru saja terbentuk pada waktu itu masih belum memiliki modal serta aset yang besar untuk menjalankan tugasnya sebagai organisasi kemanusiaan.

Pembiayaan PMI lantas diusahakan secara gotong-royong dari kesukarelaan rakyat pribumi.

Salah satu tokoh yang ikut memperjuangkan pembiayaan PMI adalah Dr. Kwa Tjoen Sioe, yang membentuk panitia penderma yang setiap minggunya akan mengumpulkan dana untuk karya PMI.

PMI memiliki peranan yang penting dalam karya kemanusiaan pada masa pertempuran, yaitu pembebasan dan pengembalian para tawanan perang dan pekerja paksa (romusha) dari masa pendudukan Jepang.

Selain itu, PMI juga berusaha menjalin hubungan antarkelompok bahkan antarnegara karena waktu itu Indonesia belum mendapat pengakuan diplomatik dari banyak negara.

Melalui hubungan tersebut, PMI mendapat bantuan dari luar negeri seperti obat-obatan yang nantinya disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Contohnya, pada 21 Juli 1947, ketika Agresi Militer Belanda I terjadi, beberapa negara luar negeri ikut membantu menyalurkan obat-obatan untuk Indonesia.

Baca juga: Kronologi Agresi Militer Belanda I

NIRK dibubarkan

Sejak tanggal 23 Agustus-2 November 1949, Konferensi Meja Bundar (KMB) diselenggarakan dan hasilnya adalah Indonesia mendapat pengakuan kemerdekaan dari pemerintah Belanda.

Setelah itu, PMI melakukan kerja sama dengan Palang Merah Hindia Belanda (NERKAI), untuk berkoordinasi terkait karya kepalangmerahan Indonesia.

Beberapa bulan kemudian, tanggal 16 Januari 1950, untuk menyatukan gerakan Palang Merah di Indonesia, pemerintah Belanda membubarkan NERKAI dan menyerahkan seluruh asetnya kepada PMI.

NERKAI diwakilkan oleh dr. B. van Trich dan PMI diwakilkan oleh dr. Bahder Djohan sewaktu penyerahan aset dilakukan.

Baca juga: Pertempuran Solferino, Pendorong Lahirnya Palang Merah Internasional

Pengukuhan PMI

Masih di hari yang sama, pemerintah Republik Indonesia Serikat melalui Presiden Soekarno mengukuhkan PMI dengan melalui Keppres Nomor 25 tahun 1950 tentang pengakuan anggaran dasar dan pengesahan sebagai badan hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia.

Kemudian, pengukuhan diperkuat pada tanggal 29 November 1963, melalui Keppres Nomor 246 tahun 1963, tentang Perhimpunan Palang Merah Indonesia.

PMI sendiri juga diakui secara internasional oleh Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada 15 Juni 1950.

Selanjutnya, pada 16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai anggota ke-68 di Liga Perhimpunan-perhimpunan Palang Merah.

Saat ini, kantor pusat PMI berada di Gatot Subroto Kavlin 96, Jakarta, yang diresmikan oleh Preisden Soeharto pada 1965.

Ketika PMI merayakan hari jadi ke-25, pada 17 September 1970, Pengurus Besar PMI menganugerahkan sebuah medali khusus kepada para perintis PMI, seperti Mohammad Hatt, dr. Bahder Djohan serta pengurus PMI daerah atau cabang di seluruh Indonesia.

 

Referensi:

  • Munandar, Haris. (2008). Mengenal Palang Merah Indonesia (PMI) & Badan SAR Nasional (BASARNAS), Dua Garda Terdepan Menghadapi Bencana: Misi, Peranan, serta Arti Penting PMI dan BASARNAS bagi Masyarakat Luas. Jakarta: Esensi.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com