Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Bapak Palang Merah Dunia?

Kompas.com - 11/02/2022, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Palang Merah Internasional atau Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (ICRC) adalah kumpulan organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan dengan tujuan melindungi orang-orang yang terluka, baik sipil atau militer.

Palang Merah Internasional bertugas mengawasi pergerakan Palang Merah yang ada di 188 negara, termasuk di Indonesia.

Adapun penggagas organisasi ini adalah Jean Henry Dunant, seorang aktivis sosial dari Swiss.

Oleh karena itu, pendiri Palang Merah Internasional yang sering disebut Bapak PMI Dunia adalah Jean Henry Dunant.

Berikut ini kisah Jean Henry Dunant hingga disebut sebagai Bapak Palang Merah Dunia.

Baca juga: Jabir bin Hayyan, Bapak Ilmu Kimia Modern

Berawal dari Perang Solferino

Berdirinya Palang Merah Internasional bermula dari visi dan tekad Hanry Dunant setelah melintas di Solferino, Italia, pada 24 Juni 1859.

Kala itu, terjadi perang hebat antara tentara gabungan Perancis-Italia melawan pasukan Austria. Perang ini disebut dengan Pertempuran Solferino.

Pertempuran Solferino melibatkan hampir 300.000 tentara, menjadikannya perang terbesar abad ke-19 setelah Pertemuran Leipzig (1813).

Dengan kekuatan yang sangat besar, korban yang terluka dan tewas di Perang Solferino tentunya juga banyak.

Perang ini diakhiri setelah Perancis-Sardinia menang. Namun, pertempuran mengakibatkan sekitar 3.000 tentara Austria tewas, 10.807 cedera, dan 8.638 lainnya hilang atau ditawan.

Sementara di pihak Perancis-Sardinia sebanyak 2.492 orang terbunuh, 12.512 cedera, dan 2.922 hilang atau ditangkap.

Baca juga: Pertempuran Solferino, Pendorong Lahirnya Palang Merah Internasional

Di hari tersebut, Henry Dunant, yang merupakan seorang aktivis dari Swiss, terjebak di kota itu dalam perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III.

Setelah pertempuran diakhiri, Dunant melintasi medan perang, di mana ia melihat secara langsung ribuan tentara yang tergeletak tewas dan ada yang masih hidup dengan luka parah.

Pasukan medis militer pun kewalahan menangani puluhan ribu korban perang.

Merasa ngeri dengan apa yang dilihatnya, Dunant lantas melibatkan diri dengan mengumpulkan orang-orang dari desa sekitar untuk melakukan upaya penyelamatan kepada para korban perang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com