Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prijono, Menteri Berprestasi yang Diculik Mahasiswa

Kompas.com - 24/07/2022, 18:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Prijono adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1957-1966.

Selain itu, ia juga merupakan salah satu tokoh penting dalam Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), yang merupakan partai berhaluan kiri.

Akibatnya, Prijono pun digadang-gadang sebagai tokoh politik yang berhaluan komunis.

Terlebih lagi, saat Prijono disebut-sebut ikut mendukung pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang diserukan oleh pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit.

Sejak saat itu, Prijono menjadi target utama gerakan mahasiswa Islam, yang berujung penculikan.

Prijono diculik pada 16 Maret 1966, dan meninggal dunia pada 6 Maret 1969.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI)

Masa muda

Prijono lahir tanggal 20 Juli 1905 di Yogyakarta. Ia adalah putra dari seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta, R. Winduwinoto.

Sebagaimana lazimnya keluarga dari kalangan keraton, sejak kecil Prijono sudah diajarkan bagaimana cara mencintai serta menghormati adat-istiadat yang ada di Yogyakarta.

Prijono kerap diikutkan ke dalam perkumpulan-perkumpulan kesenian oleh sang ayah.

Saat muda, Prijono sempat menjadi murid di sekolah tari Krido Bekso Wiromo (KBW), salah satu sekolah tari Jawa gaya Yogyakarta yang diasuh oleh GPH Tedjokusumo.

Kemudian, Prijono menamatkan pendidikannya di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Yogyakarta.

Setelah itu dilanjutkan ke Algemeene Middelbare School (AMS) di Surakarta, dan lulus tahun 1929.

Usai lulus, Prijono memilih untuk melanjutkan sekolahnya di Paris dan berhasil meraih ijazah Sastra Perancis di tahun 1932.

Selama empat tahun selanjutnya, Prijono menempuh pendidikan di Universitas Leiden, Belanda, mengambil jurusan Sastra Timur.

Prijono pun berhasil lulus dengan menyandang gelar profesor setelah sebelumnya mendapat gelar doktor dalam bidang sastra dan linguistik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com