KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11 karena serangan Kerajaan Colamandala dari India.
Kemunduran Kerajaan Sriwijaya semakin diperparah setelah mendapatkan serangan dari Kerajaan Singasari yang melakukan Ekspedisi Pamalayu pada 1275.
Sriwijaya yang pernah menjadi salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara, kemudian benar-benar runtuh akibat serangan Majapahit pada 1477.
Baca juga: Prasasti Tanjore, Bukti Takluknya Kerajaan Sriwijaya oleh Raja Chola
Berikut ini kronologi kemunduran Kerajaan Sriwijaya:
Kerajaan Colamandala di bawah pimpinan Raja Rajendra Coladewa, dua kali menyerang Sriwijaya, yakni pada 1017 dan 1025.
Penyebab serangan ini adalah karena Colamandala merasa dirugikan atas pajak tinggi yang dikenakan Kerajaan Sriwijaya terhadap kapal-kapal pedagang di Selat Malaka.
Serangan pertama yang dilancarkan Colamandala pun menyebabkan kemunduran Kerajaan Sriwijaya.
Saat melancarkan serangan kedua pada 1025, Kerajaan Colamandala berhasil menawan Raja Sriwijaya, Sri Sanggrama Wijayatunggawarman.
Serangan besar-besaran yang dilancarkan Colamandala pun menghancurkan jalur perdagangan yang menjadi sumber penghasilan utama Kerajaan Sriwiyaja.
Kemunduran Kerajayaan Sriwijaya juga diperparah dengan lepasnya beberapa daerah kekuasaan mereka karena diambil alih oleh Colamandala.
Kerajaan Sriwijaya semakin mengalami kemunduran setelah Kerajaan Singasari melakukan Ekspedisi Pamalayu pada 1275.
Melalui Ekspedisi Pamalayu, Raja Kertanegara yang memimpin Kerajaan Singasari kala itu, berambisi memperluas wilayah dengan menaklukkan Sumatera.
Raja Kertanegara mengirim tim ekspedisi ke Sumatera pada periode 1275 hingga 1292, untuk menaklukkan wilayah-wilayah di sekitar Selat Malaka.
Istilah Pamalayu tercantum dalam Kitab Pararaton yang ditulis pada 1600 Maesehi.
Adapun kata Pamalayu berasal dari Bahasa Jawa Kuno yang berarti perang melawan Melayu.