Oleh sebab itu, keberadaan trem bertenaga kuda digantikan oleh trem uap tahun 1881.
Baca juga: Sejarah Trem di Surabaya dan Dampaknya
Dengan adanya teknologi yang lebih modern, pemerintah membentuk trem dengan bahan dasar uap untuk menggerakkannya.
Lewat teknologi ini, jam operasional trem memang berlangsung jauh lebih lama, yaitu dari pukl 6 pagi sampai 7 malam.
Kendati begitu, pengoperasian trem uap ini tentu tetap tidak terlepas dari adanya masalah, salah satunya adalah banyaknya kecelakaan yang terjadi.
Kemudian, trem uap juga sering mogok karena kehabisan tenaga uap di tengah jalan, terutama di rute-rute yang jalannya agak menaik.
Bersamaan dengan itu, mulai bermunculan pula lokomotif yang memiliki mesin penghasil uap sendiri, sehingga trem uap mulai tersingkirkan setelah 20 tahun beroperasi.
Baca juga: Sejarah Perkembangan Transportasi Dunia
Trem uap kemudian digantikan oleh trem listrik yang dioperasikan oleh Batavia Electrische Tram Maatschappij (BETM) sekitar tahun 1900-an.
Supaya trem bisa berfungsi, maka listrik akan dialirkan ke trem melewati kabel-kabel yang sudah dipasang persis di atas rel.
Trem listrik pun mulai menguasai setiap jalan yang ada di berbagai kota besar di Indonesia, karena kecepatannya.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, trem listrik juga acap kali mengalami mogok lantaran pasokan listrik yang suka terhambat.
Sejak saat itu, trem mulai dipandang tidak sesuai dengan kondisi kota yang pada saat itu sudah mengalami perkembangan teknologi.
Apalagi, mulai bermunculkan transportasi-transportasi modern lainnya, seperti bus dan mobil.
Referensi: