Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh-tokoh Indonesia yang Pernah Jadi Tahanan Belanda

Kompas.com - 19/07/2022, 20:30 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Namun, ketakutan pemerintah kolonial Belanda terhadap PNI membuat Sjahrir diasingkan selama enam tahun di Banda Neira dan Pulau Banda.

Tan Malaka

Tan Malaka merupakan seorang pejuang kemerdekaan yang pernah diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda.

Setelah merampungkan sekolahnya di Belanda, Tan Malaka kembali ke Indonesia dan menjadi guru.

Selama di Indonesia, Tan Malaka menjadi penentang nomor satu pemerintah Belanda.

Hal itu kemudian mengantarkannya ke pengasingan pada 1922. Tan Malaka dianggap terlibat dalam berbagai aksi buruh.

Setelah berada di pengasingan selama 20 tahun, Tan Malaka baru kembali ke Indonesia pada  1942, ketika masa penjajahan Jepang.

Baca juga: Mengapa Banyak Terjadi Pemberontakan pada Awal Kemerdekaan Indonesia?

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro merupakan tokoh yang menentang pemerintah kolonial Belanda hingga membuat pecahnya Perang Jawa pada 1925-1930.

Sikap Pangeran Diponegoro yang menentang pemerintah Belanda mendapat dukungan dan simpati dari rakyat.

Hal itu kemudian menyebabkan pecahnya Perang Jawa yang membuat Belanda mengalami kerugian sangat besar, yakni 25 juta gulden atau sekitar 2,2 miliar dolar AS.

Akhirnya, perlawanan Diponegoro berhasil dipadamkan setelah ia ditangkap pada 28 Maret 1930.

Pangeran Diponegoro kemudian diasingkan ke Makassar hingga ia meninggal dunia pada 1855.

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien menjadi tokoh pahlawan wanita yang berjuang melawan penjajahan Belanda.

Ia berjuang melawan militer Belanda saat mempertahankan tanah kelahirannya, yakni Aceh.

Cut Nyak Dien melakukan perlawanan terhadap Belanda hingga ia berusai tua dan sakit-sakitan.

Memanfaatkan hal tersebut, Belanda kemudian menangkap Cut Nyak Dien dan mengasingkannya ke Sumedang, Jawa Barat.

Cut Nyak Dien diasingkan di Sumedang hingga ia meninggal dunia pada 1908.

Baca juga: Tokoh Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 

Referensi:

  • Notosusanto, Nugoro. (2008). Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com